Bagikan:

JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) atau Semen Indonesia Group (SIG) buka suara terkait potensi penurunan suku bunga The Fed.

Asal tahu saja, Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di Jackson Hole pada pekan lalu telah menunjukkan isyarat akan adanya pelonggaran moneter pada pertemuan September mendatang.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG Andriano Hosny Panangian berharap, jika nantinya The Fed menurunkan suku bunga, Bank Indonesia (BI) akan melakukan hal yang sama.

Apalagi, kata dia, pasar retail merupakan pasar yang cukup memberikan dampak kepada industri semen karena sekitar 70 persen dari revenue industri semen di Indonesia itu masih berdampak dari pasar retail.

"Nah tentunya apabila The Fed menurunkan bunga dan ini akan diikuti dengan penurunan dari BI rate, diharapkan juga terjadi penurunan biaya bunga KPR, biaya bunga untuk kredit multi guna," ujarnya dalam Public Expose, Jumat, 30 Agustus.

Dengan penurunan ini, dia bilan, bisa memberikan efek berganda kepada para rumah tangga kelas menengah sehingga bisa mendapatkan fasilitas untuk melakukan renovasi dan pembelian rumah.

"Jadi tentunya penurunan debit rate ini akan memberikan dampak positif kepada industri semen," kata dia.

Meski demikian, ia memastikan, dampak penurunan suku bunga ini belum akan berpengaruh pada kinerja perseroan karena diperlukan penyesuaian serta pemberlakuan suku bunga ini baru akan dilaksanakan pada kuartal III atau kuartal IV tahun ini.

Namun, dampak dari penurunan suku bunga The Fed diprediksii belum akan berpengaruh ke kinerja SMGR di tahun ini. Sebab, diperlukan waktu untuk penyesuaian dari penurunan yang baru akan dilakukan di akhir kuartal III tahun 2024.

"Karena akan dilakukan di akhir Q3 atau Q4, tentunya ini tidak akan langsung berdampak pada kinerja 2024, pasti akan terjadi lagi yang akan berdampak tentunya di 2025," pungkas dia.