Bagikan:

JAKARTA - PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan volume penjualan alat berat Komatsu mencapai 2.515 unit per Juli 2024.

Angka tersebut turun 29 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 3.551 unit.

Adapun daei total penjualan tersebut, sebanyak 63 persen diserap sektor pertambangan, 14 persen sektor perkebunan, 13 persen sektor konstruksi, dan 10 persen sektor kehutanan.

Direktur UNTR Loudy Irwanto Ellias mengatakan penurunan permintaan tersebut dikarenakan melemahnya permintaan dari sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan.

“Kami masih bisa mempertahankan market share kami. Sehingga market share kami masih bisa di level 28 hingg 29 persen. Tentunya dengan kepercayaan para customer kami,” katanya dalam konferensi pers Public Expose Live secara virtual, Jumat, 30 Agustus.

Selain itu, Loudy jug menyoroti ketatnya persaingan pada segmen usaha mesin kontruksi di Indonesia. Terutama dengan masuknya produk-produk asal China yang jauh lebih murah.

“Sebenarnya produk China memang suatu ancaman yang sangat berat bagi kami. Di mana kompetisi semakin ketat dengan adanya brand baru,” jelasnya.

Meski begitu, Loudy mengaky UNTR telah menyiapkan beberapa strategi untuk menghadapi ketatnya persaingan di pasar alat berat ini. Salah satunya, mengimplementasikan dual-product line.

Penerwpan dual-product line ini bekerja sama dengan prinsipal, UNTR menawarkan dua lini alat berat yang berbeda satu untuk pekerjaan ringan hingga menengah dengan harga yang lebih terjangkau.

“Kami mengadakan bersama dengan prinsipal, mengadakan strategi dual-product line. Dual-product line ini sebenarnya adalah strategi yang kami adopt sudah beberapa tahun belakangan ini,” katanya.

UNTR juga memberikan nilai tambah atau added value kepada pelanggan. Misalnya seperti, fasilitas fleet monitoring dan penyediaan suku cadang yang bisa dipasang secara mandiri oleh pelanggan untuk efesiensi perawatan.

“Kami menekankan added value untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan , digitalisasi memungkinkan konsumen memonitor fleet secara instan. Kami menerapkan preventive maintenance package sudah mencapai 13.000 jam setara dengan 3 tahun. Jadi customer akan worry free dengan maintenance,” ucapnya.