Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) kumpulkan beberapa mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) dalam kegiatan Dialog Ekonomi dengan tema Peran dan Potensi Kelas Menengah Menuju Indonesia Emas 2045.

Adapun beberapa mantan Menko Perekonomian yang hadir yaitu Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Aburizal Bakrie, Sri Mulyani Indrawati, Chairul Tanjung dan Darmin Nasution

"Kami kumpulkan para senior, hadir di sini para senior Menko. Mulai dari zaman 2000-an, Pak Prof Dorodjatun, kemudian pak Aburizal Bakrie, kemudian Pak Chairul Tanjung, Pak Darmin Nasution, kemudian Ibu Sri Mulyani" kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers, Selasa, 27 Agustus.

Airlangga menyampaikan diskusi yang dibahas adalah mengenai peran kelas menengah di Indonesia yang merupakan sebagai penggerak utama perekonomian Indonesia yang sekitar 17,1 persen dan aspiring middle class mendekati 50 persen dimana pada waktu sebelum COVID-19 angkanya sedikit lebih tinggi.

"Ini karena ada efek dari COVID-19 yang sering disampaikan oleh bu menteri keuangan sebagai scaring effect, di mana ini diharapkan bisa diperbaiki ke depannya," tuturnya.

Menurut Airlangga, kelompok kelas menengah mempunyai karakteristik yang berkaitan erat dengan pola konsumsi dimana pengeluaran didominasi oleh sektor makanan, perumahan, pendidikan, hingga hiburan atau jasa.

"Kemudian karakteristiknya di kelas menengah adalah terkait dengan pola konsumsi, di mana pengeluaran terbesar biasanya dari segi sektor untuk makanan, diikuti oleh perumahan, kesehatan, pendidikan, hingga hiburan atau sektor jasa," jelasnya.

Airlangga menjelaskan sektor makanan dan minuman menjadi pengeluaran terbesar pertama lalu diikuti oleh sektor perumahan menjadi pengeluaran kedua terbesar.

"Perumahan juga, prioritas ini menjadi salah satu pengeluaran kedua terbesar setelah makanan dan minuman. Sehingga bagi kelas menengah, sektor perumahan ini menjadi penting," tambah dia.

Airlangga menjelaskan pemerintah akan terus menjaga dan mendorong kelas menengah perekonomian, karena mempunyai peran strategis untuk mendukung perekonomian, terutama khususnya berkaitan dengan kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja.

"Tentu investasi menjadi penting, investasi yang positif, dan ini tentu akan membuat perubahan sosial terutama untuk mencapai Indonesia emas 2045," ucapnya.

Oleh sebab itu, Airlangga menyampaikan pemerintah akan terus menjaga kelas menengah untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil dan tinggi.

"Karena ini akan mendorong kelas mendorong kelas menengah kita untuk terus tumbuh dan mengurangi mereka yang aspiring middle class ataupun penurunan dari kelas menengah itu sendiri," ujarnya.

Airlangga menyampaikan untuk mendukung kelas menengah, pemerintah telah meluncurkan beberapa program, antara lain program perlindungan sosial, insentif pajak, kartu pra kerja, jaminan kehilangan pekerjaan, penerima bantuan iuran jaminan kesehatan, dan kredit usaha rakyat,

"Berbagai program ini diharapkan bisa menahan jumlah kelas menengah," ucapnya.