Bagikan:

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) buka suara terkait China yang membatasi penggunaan batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Seperti diketahui, sebelumnya China memutuskan hanya akan membangun 10 PLTU pada semester I tahun 2024. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi batu bara.

SVP Project Management Office PTBA, Setiadi mengatakan, pihaknya memang melihat adanya potensi pembatasan konsumsi batu bara di negara-negara relatif maju seperti di China. Meski demikian ia memastikan PTBA juga melihat masih ada beberapa potensi di negara berkembang lain di Asia Tenggara dan Asia Selatan.

"Kita masih melihat beberapa potensi lain negara berkembang seperti Asia Tenggara, Asia Selatan, potensi negara seperti India, Bangladesh. Sisi Demand itu masih cukup tinggi," ujarnya dalam konferensi pers Public Expose, Selasa, 27 Agustus.

Diketahui selama semester I-2024 PTBA memang memperluas jangkauan ekspor batu bara dan akan dilanjutkan pada semester II tahun ini. Perusahaan membidik ekspor batu bara ke Bangladesh sebesar 0,24 juta ton, Filipina 0,12 juta ton dan Jepang sebesar 0,02 juta ton.

Sementara penurunan ekspor ke China juga terlihat pada semester I-2024, Pada semester I ekspor ke China tercatat sebesar 0,58 juta ton atau turun dari sebelumnya 1,59 juta ton pada semester I-2023.

Sementara ekspor ke India meningkat dari sebelumnya 2,19 juta ton menjadi 3 juta ton pada semester I. Hal yang sama juga terjadi pada Vietnam yang meningkat menjadi 1,22 juta ton dari sebelumnya 0,46 juta ton. Sementara ekspor ke Thailand tercatat naik menjadi 0,93 juta ton dari sebelumnya 0,13 juta ton. Terakhir ekspor ke Korea Selatan juga mengalami peningkatan dari sebelumnya 1,03 juta ton menjadi 1,25 juta ton.

“Dari sisi kami di Bukit Asam juga sedang menyiapkan beberapa proyek pengembangan yang nantinya bisa men-secure dari sisi pemakaian batu bara di domestik. Dari sisi energi dan hilirisasi jangka panjang, bisa mengamankan pemakaian batu bara di sisi domestik melalui proyek hilirisasi dan energi,” sambung Setiadi.

Untuk informasi, realisasi produksi batu bara PTBA tercatat sebesar 18,8 juta ton dan angkutan kereta api sebesar 17,3 juta ton per Semester I 2024.

Sementara itu penjualan batu bara PTBA pada Semester I 2019 sebesar 13,4 juta ton, lalu 12,6 juta ton pada Semester I 2020, kemudian 12,9 juta ton di Semester I 2021, naik menjadi 14,6 juta ton pada Semester I 2022, dan 17,4 juta ton pada periode yang sama di 2023.

Pencapaian rekor tersebut ditopang oleh penjualan ekspor batu bara sebesar 8,5 juta pada Januari-Juni 2024, meningkat 20 persen secara tahunan. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 11,6 juta ton, tumbuh 12 persen dibanding Semester I 2023 yang sebesar 10,3 juta ton.