Bagikan:

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah mengantongi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tiga tahunan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dalam RKAB tersebut diketahui ESDM merestui PTBA mengeruk setidaknya 151 juta ton batu bara hingga tahun 2026.

"Kalau 2024 sudah saya sampaikan 41 juta ton, kalau 2025 sesuai RKAB sekitar 50 juta ton, dan 2026 kita naik lagi hampir 60 juta ton," ujar Direktur Utama PTBA Arsal Ismail kepada awak media yang dikutip Kamis 9 Mei

Dikatakan Arsal, untuk tahun 2024, target produksi dalam RKAB tidak memiliki perbedaan dengan target yang ditetapkan tahun sebelumnya yang dipatok sebesar 41 juta ton. Sementara realisasi produksi PTbA di tahun 2023 berhasil melampaui target yakni sebesar 41,9 juta ton.

Untuk informasi, di tiga bulan pertama di tahun 2024, PTBA mencatatkan realisasi produksi batu bara sebesar 7,3 juta ton atau tumbuh 7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 6,8 juta ton.

Sedangkan untuk penjualan batu bara, PTBA menargetkan realisasi sebanyak 43 juta ton pada tahun ini. Salah satunya, dengan memperluas pasar ke beberapa end user hingga menjamah pasar ekspor potensial seperti Kamboja, China, Vietnam, Jepang, hingga India.

"Kami sudah masuk ke Vietnam, Kamboja, China, India, Jepang. Mereka terus berkembang dan tetap berkomunikasi," imbuh dia.

Asal tahu saja, PTBA pada kuartal I 2024 mampu merealisasikan penjualan batu bara sebesar 9,7 juta ton atau meningkat 10 persen jika dibandingkan kuartal I 2023. Dari angka itu, sebanyak 3,8 juta ton berhasil terealisasi untuk ekspor.

Peningkatan ekspor terjadi ke sejumlah negara, mulai dari India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, hingga Malaysia. Di lain sisi, serapan pasar domestik atau Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 5,9 juta ton.

Sementara penjualan batu bara sepanjang tahun 2023 lalu mencapai 37 juta ton atau lebih tinggi 17 persen dibandingkan capaian penjualan tahun sebelumnya.

"Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau naik 25 persen dibanding tahun 2022. Sementara penjualan domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12 persen yoy," pungkas Arsal Ismail.