Bagikan:

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) diketahui memiliki cadangan batu bara sebesar 2,98 miliar ton. Sementara dari sisi sumber daya, PTBA memiliki sumber daya hingga 5,81 miliar ton.

"Kepada semua investor, jangan khawatir karena cadangan batu bara yang ada di PT Bukit Asam ini masih sangat banyak. Ada 2,98 miliar ton batu bara yang ada," ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA, Farida Thamrin dalam Public Expose 2024, Selasa, 27 Agustus.

Farida menambahkan, dengan cadangan batu bara yang ada, perusahaan yang terdaftar di BEI sejak tahun 2002 ini masih bisa melakukan eksplorasi hingga 100 tahun ke depan.

"Kalau dibayangkan berapa banyak, jadi kalau misalnya sekarang produksi batu bara sekitar 40 juta ton. Mungkin kalau misalnya dihitung-hitung masih sekitar 90 tahun sampai 100 tahun yang masih bisa kita eksplor batu baranya," sambung dia.

Lebih lanjut Farida menjelaskan, saat ini PTBA memiliki area operasional di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Sementara daerah dengan cadangan batu bara terbesar adalah Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan 5 tambang yakni Tambang Air Laya yang memiliki cadang 382 juta ton dengan GAR 4900 -7000, Muara Tiga Besar dengan cadangan 168 juta ton dan GAR 4400-5000; Banko Barat dengan cadangan 245 juta ton serta kalori 4900-5300; Banko Tengah A dengan cadangan 364 juta ton serta kandungan kalori GAR 3900-4300 dan terakhir Banko Tengah B dengan cadangan 1535 juta ton serta kandungan kalori GAR 3700-5300.

"Area Tanjung Enim ini memiliki kalori yang sangat beragam. Kalori ini yang membuat para buyer atau calon buyer dari PT Bukit Asam sangat tertarik karena variasinya sangat beragam," sambung Farda.

Area lainnya yang menjadi andalan PTBA adalah Ombilin yang merupakan area awal PTBA beroperasi di Sumatera Selatan yang memiliki kandungan kalori tinggi sebesar 7.100-7300.

"Selain daripada itu juga PT. Bukit Asam juga memiliki area anak usaha di Samarinda atau Kalimantan dan ini masih beroperasi dengan jumlah yang tidak terlalu banyak tetapi masih berproduksi sampai dengan sekarang," pungkas Farida.

Di sisi lain, realisasi produksi batu bara PTBA tercatat sebesar 18,8 juta ton dan angkutan kereta api sebesar 17,3 juta ton per Semester I 2024.

Sementara itu penjualan batu bara PTBA pada Semester I 2019 sebesar 13,4 juta ton, lalu 12,6 juta ton pada Semester I 2020, kemudian 12,9 juta ton di Semester I 2021, naik menjadi 14,6 juta ton pada Semester I 2022, dan 17,4 juta ton pada periode yang sama di 2023.

Pencapaian rekor tersebut ditopang oleh penjualan ekspor batu bara sebesar 8,5 juta pada Januari-Juni 2024, meningkat 20 persen secara tahunan. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 11,6 juta ton, tumbuh 12 persen dibanding Semester I 2023 yang sebesar 10,3 juta ton.