Bagikan:

JAKARTA - PT RMK Energy Tbk (RMKE) melalui anak usahanya, tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) melanjutkan kerja sama jangka panjang bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) hingga tahun 2032.

Direktur Utama Perseroan, Vincent Saputra mengatakan, pada perjanjian kerja sama ini, TBBE dan KAI sepakat untuk meningkatkan kapasitas loading batu bara di stasiun muat Gunung Megang yang sebelumnya sebesar 1 juta mt menjadi 4 juta mt pada tahun 2025.

Selain meningkatkan kapasitas loading kereta TBBE, RMKE dan KAI juga menambahkan satu rute baru pengangkutan batu bara.

"Sehingga, TBBE dapat mengangkut batu bara dari 2 rute yakni Stasiun Gunung Megang menuju Stasiun Simpang dan Stasiun Tanjung Enim Baru (stasiun muat baru) menuju Stasiun Simpang," ujarnya dalam keterangan kepada media, Selasa, 27 Agustus.

Vincent menambahkan, kedua rute tersebut memiliki jarak masing-masing sepanjang 111 km dan 147 km. Pengguna jasa angkutan batu bara dengan kereta api ini akan dikenakan tarif pengangkutan yang akan dipengaruhi harga bahan bakar dan Indonesia Coal Price Index (ICI).

"Peningkatan kapasitas _loading_ dan rute kereta ini diharapkan akan meningkatkan volume unloading kereta RMKE di Stasiun Simpang dan loading tongkang RMKE di Pelabuhan Keramasan," sambung dia.

Stasiun Simpang merupakan stasiun akhir pembongkaran kereta batu bara yang terintegrasi dengan Pelabuhan Keramasan, kedua fasilitas logistik batu bara ini merupakan aset milik RMKE.

Dikatakan Vincent, volume unloading kereta milik RMKE akan meningkat sejalan dengan peningkatan kapasitas loading batu bara yang disediakan KAI pada tambang in-house TBBE.

Pada tahun 2024, KAI menyediakan kapasitas kereta menuju Stasiun Simpang sebanyak 17 kereta per hari atau setara dengan muatan angkutan sebesar 17 juta mt batu bara per tahun. Realisasi bongkaran kereta di Stasiun Simpang RMKE masih sebesar 11 juta mt batu bara pada tahun 2023 atau masih underutilized sebesar 65,4 persen karena adanya kendala operasional yang dialami oleh RMKE pada 4Q 2023 dan cuaca yang kurang mendukung pada 1Q 2024 yang menyebabkan turunnya produksi tambang-tambang di Sumatera Selatan.

Ke depannya, lanjut Vincent, KAI berpotensi meningkatkan kapasitas maksimum angkutan batu bara menuju stasiun simpang sebesar 26 KA per hari dengan peningkatan sarana dan prasarana di stasiun muat TBBE dan di stasiun muat lainnya yang merupakan pelanggan KAI.

"Kerja sama jangka panjang ini mendukung RMKE mencapai target jangka panjang yakni 20 juta mt volume angkutan jasa batu bara ke depannya," imbuh Vincent.

Selain meningkatkan kapasitas loading batu bara pada anak usaha TBBE, RMKE juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa tambang potensial di area Sumatera Selatan salah satunya PTBA dan ditargetkan dapat terealisasi pada tahun 2025 sehingga kapasitas loading TBBE tersebut dapat ditingkatkan utilisasinya.