JAKARTA - Direktur Utama PT RMK Energy Tbk. (RMKE) Vincent Saputra buka suara terkait dampak pelemahan rupiah atas dolar AS yang terjadi belakangan ini.
Dikatakan Vincent, bisnis RMKE tedapat dua motor utama yang mendatangkan pendapatan yakni melalui ekspor batu bara dan juga jasa angkut batu bara.
Dari sisi penjualan, lanjutnya, sekitar 75 persen produksi batu bara RMKE diekspor ke luar negeri.
Dengan pelemahan rupiah, kata Vincent, perusahaan diuntungkan karena pembayaran yang diterima berupa dolar.
"Dengan harga batu bara yang turun itu jadi challenge ke kita tapi kita cukup terbantu di kurs, karena kita dibayar di USD. Dengan nilai konversi rupiah melemah otomatis harga rupiah menjadi lebih baik dan kita diuntungkan dari sisi itu. jadi ekspor kita cukup diuntungkan dari rupiah yang melemah," beber Vincent dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 18 April.
Sementara itu dari sisi harga batu bara, Vincent memperkirakan harga komoditas emas hitam ini akan berkisar antara 50 hingga 58 dolar AS khususnya jenis batu bara GAR 42 yang paling banyak diproduksi RMKE.
Apalagi, kata dia, saat ini terdapat konflik antara Israel dan Iran yang semakin memanas yang bisa memberikan sentimen kepada harga komoditas batu bara.
"Mungkin saja nanti terjadi sesuatu seperti dua tahun lalu saat ada perang Ukraina itu harga GAR42 bisa sampai 130 dolar. Mungkin tidak naik sebanyak itu, tetapi naik di harga 60 sampai 70 dolar AS masih sangat mungkin, kalau kondisi geopolitik berkepanjangan dan memberikan efek ke komoditas-komoditas lainnya," beber Vincent.
BACA JUGA:
Sementara itu, pada tahun 2024, RMKE menargetkan peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 3,5 juta metrik ton (MT) pada tahun 2024.
Target ini terbilang cukup agresif mengingat volume penjualan batu bara pada tahun 2023 hanya sebesar 2,4 juta MT turun 5,4 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Vincent menambahkan, selain peningkatan volume penjualan, perseroan juga menargetkan volume muatan tongkang tahun 2024 sebesar 9,9 juta MT batu bara. Jumlah ini juga meningkat dibandingkan capaian tahun 2023 yang tercatat sebesar 7,6 juta MT batu bara, sedikit turun sebesar 3,2 persen yoy dibandingkan tahu n 2022.