JAKARTA - Transformasi Bank BTPN pasca penggabungan (merger) Bank BTPN dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) sejak Februari 2019, kini sudah dapat menjangkau 6 juta nasabah yang tersebar baik di BTPN konvesional maupun BPTN syariah.
“Hingga Juni 2024, Bank BTPN memiliki hampir 500 kantor dan ATM yang melayani hampir 6 juta nasabah, sementara BTPN syariah memiliki sekitar 1.600 kantor, ATM, dan mobile marketing syariah,” kata Communications and Daya Head Bank BTPN, Andrie Darusman di Makassar, dikutip dari Antara, Kamis 22 Agustus.
Dengan layanan itu, lanjut dia, memungkinkan Bank BTPN untuk lebih dekat dan memahami kebutuhan nasabah. Di samping itu, OTO Group kini melayani nasabah pembiayaan melalui 417 kantor OTO dan SOF per akhir Juni 2024.
Apalagi pada Maret 2024, Bank BTPN mengumumkan akuisisi 51 persen saham OTO Group yang terdiri dari PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF) untuk menangkap peluang pertumbuhan pasar pembiayaan kendaraan roda empat dan roda dua di Indonesia.
Kolaborasi ini mencakup pembiayaan bersama, ekspansi ekosistem melalui jaringan cabang Bank BTPN di Indonesia, dan peningkatan sumber daya manusia melalui program pelatihan bersama.
Melalui kolaborasi ini, Bank BTPN berharap dapat memperluas basis pelanggan OTO Group dan meningkatkan kualitas kehidupan finansial masyarakat Indonesia.
Adapun kinerja keuangan Bank BTPN Semester-I Tahun 2024 di tengah tantangan ekonomi, Bank BTPN terus mengembangkan layanan keuangan yang komprehensif, inovatif, dan berfokus pada keberlanjutan, hingga mencetak kinerja positif sepanjang Januari hingga Juni 2024.
BACA JUGA:
Aset Bank BTPN tumbuh 22 persen tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp235,8 triliun dan total penyaluran kredit meningkat 19 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp176,2 triliun. Akuisisi Bank BTPN terhadap OTO Group berperan besar terhadap pertumbuhan kredit dan aset. Penyaluran kredit melalui OTO Group digunakan untuk mendukung mobilitas masyarakat Indonesia secara luas.
Pendapatan bunga bersih juga naik sebesar 17 persen secara tahunan menjadi hampir Rp7,0 triliun, dengan net interest margin (NIM) naik menjadi 6,41 persen di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi.
Ini membuktikan upaya dan inovasi Bank BTPN dalam menghadapi tantangan ekonomi dan mendorong pertumbuhan signifikan.