Bagikan:

JAKARTA - PT Bank BTPN Tbk mencatatkan peningkatan penyaluran kredit hingga kuartal III sebesar 13 persen menjadi Rp155,43 triliun.

Pertumbuhan kredit Bank BTPN itu lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan yakni 11 persen yoy pada akhir September 2022, berdasarkan data Bank Indonesia.

Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan, pertumbuhan kredit juga mendorong aset Bank BTPN naik 9 persen yoy menjadi Rp199,9 triliun pada akhir kuartal III 2022.

"Bank BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, tercermin dari rasio gross non-performing loan (NPL) yang berada di level 1,41 persen, turun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 1,56 persen dan lebih rendah dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,88 persen pada akhir Agustus 2022," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa 1 November.

Ia menambahkan, BTPN juga menyesuaikan jumlah dana pihak ketiga (DPK) dengan kebutuhan pendanaan kredit dan kebutuhan likuiditas Bank.

Dari sisi DPK, Bank BTPN meningkat sebesar 1 persen yoy menjadi Rp103,88 triliun pada akhir September 2022.

Sementara itu, BTPN juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 18 persen pada kuartal III 2022 menjadi Rp2,42 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,05 triliun.

"Pertumbuhan laba bersih Bank BTPN yang impresif tidak lepas dari optimisme masyarakat dan pelaku usaha terhadap pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan para nasabah kami terhadap Bank BTPN di tengah tingginya inflasi dan tren kenaikan suku bunga bank,” bebernya.

Pertumbuhan laba bersih Bank BTPN terutama dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan operasional dan penurunan biaya kredit.

Pendapatan operasional naik 4 persen yoy didukung oleh naiknya pendapatan bunga bersih yang naik 4 persen yoy menjadi Rp8,67 triliun per akhir September 2022 dan pendapatan operasional lainnya sebesar 5 persen yoy.

Kenaikan pendapatan bunga bersih didorong oleh peningkatan kredit segmen korporasi sebesar 23 persen yoy dan pembiayaan syariah sebesar 11 persen yoy.Sementara itu, biaya kredit turun 19 persen yoymenjadi Rp1,29 triliun.

"Kami terus memantau kualitas kredit nasabah dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit," ujar Henoch.

Henoch memaparkan, Jenius mencatatkan pertumbuhan jumlah registered user hampir 20 persen yoy menjadi 4,21 juta akhir September 2022, dari 3,51 juta pada periode yang sama tahun lalu.

DPK yang dikelola Jenius juga menunjukkan kenaikan sebesar 33 persen yoy menjadi Rp19,4 triliun, dan total kredit yang disalurkan melalui Jenius (Flexi Cash) mencapai Rp786,86 miliar, atau naik 185 persen yoy dari Rp275,89 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

"Dengan kinerja baik dan fundamental yang sehat, kami optimistis bisa menjaga pertumbuhan ini dari waktu ke waktu guna memenuhi kebutuhan finansial nasabah kami di berbagai segmen," pungkasnya.