Bagikan:

JAKARTA - PT Petrosea Tbk (PTRO), anak usaha PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang tergabung dalam grup Barito, sedang berada di jalur pemulihan yang signifikan. Hal ini diungkapkan oleh Yoga Ahmad Gifari dari Sucor Sekuritas.

Menurut Yoga, ada dua faktor utama yang mendorong prospek positif PTRO.

"Pertama, prospek keuangan PTRO menjanjikan karena peningkatan volume kontrak pertambangan dari kontrak baru dan kontribusi yang lebih tinggi dari pertambangan batu bara seiring meningkatnya volume penjualan," ujarnya, dalam keterangan tertulisnya, Rabu 7 Agustus.

Sejak diambil alih oleh CUAN, PTRO telah mengamankan kontrak senilai 1,8 miliar dolar AS.

"Kontrak ini meningkatkan backlog pendapatan di sektor EPC dan kontrak pertambangan masing-masing sebesar 152 persen dan 60 persen, menunjukkan prospek pertumbuhan pendapatan yang kuat," tambah Yoga.

Selain itu, PTRO telah mengakuisisi aset pertambangan batu bara di Kalimantan Timur dengan cadangan hampir 50 juta ton. Produksi pada tahun 2023 mencapai 0,3 juta ton, dengan rencana peningkatan menjadi 5 juta ton per tahun dalam 3-4 tahun ke depan.

"Ekspansi ini diharapkan menghasilkan pendapatan sebesar 250 juta dolar AS pada tahun 2028, menyumbang 22 persen dari total pendapatan," jelas Yoga.

Faktor kedua yang mendukung pemulihan PTRO adalah masuknya pemegang saham baru yang membawa peluang substansial.

"Aset pertambangan yang belum tergarap dari CUAN dan PT Singaraja Putra Tbk (SINI), termasuk batu bara, emas, dan silika, dapat menyebabkan pertumbuhan bisnis dan pendapatan tambahan," tambah Yoga.

Diketahui, aset-aset ini masih dalam tahap pengembangan dan belum dimasukkan dalam proyeksi saat ini.

PTRO juga telah memulai diversifikasi bisnis kontraktor pertambangannya ke dalam proyek-proyek mineral seperti emas, bauksit, dan nikel. Pada saat ini, perusahaan berhasil mengamankan kontrak dari tambang nikel yang dimiliki oleh anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan durasi dua tahun.

Selain itu, PTRO akan mendapatkan manfaat dari persetujuan pemerintah terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) untuk sejumlah perusahaan pertambangan batu bara, yang memiliki target produksi sebesar 922 juta ton batu bara selama periode 2024-2026. Target ini menunjukkan adanya pertumbuhan dibandingkan dengan realisasi produksi pada tahun 2023.

Petrosea (PTRO) telah berhasil menjadikan dirinya sebagai EPS dan kontraktor pertambangan tangguh di Indonesia yang bisa menarik kontrak dari perusahaan multinasional migas hingga perusahaan migas domestic.

Perseroan telah berhasil meraih kontrak dari beberapa perusahaan migas dan tambang raksasa, seperti Freeport, BP, Unocal, Total, CononcoPhillips, Newmot, Bayan Group, Kideco, dan lainnya. PTRO memiliki hubungan yang kuat dengan Freeprt sebagai pelanggan EPS terbesar bagi perseroan dengan sumbangan 47 persen terhadap total pendapatan EPS.

Perseroan juga telah mengamankan kontrak EPS senilai 448 juta dolar AS dari BP dan Vale Indonesia. Angka tersebut setara dengan 30 persen dari total kontrak EPC yang telah dikantungi perseroan.

Selain itu, dia mengatakan, Petrosea (PTRO) kini tercatat sebagai enam perusahaan kontraktor pertambangan batu bara terbesar di Indonesia dengan total produksi batu bara mencapai 17 juta ton dan overburden removal mencapai 131 juta bcm tahun 2023. Perseroan juga sudah mendapatkan tambahan kontrak seumur hidur dari induknya SINI bernilai 1,08 miliar dolar AS.

Dengan berbagai langkah strategis dan prospek pertumbuhan yang kuat, PT Petrosea Tbk (PTRO) menunjukkan potensi besar dalam menghadapi tantangan dan peluang. Pemulihan signifikan ini menjadikan PTRO sebagai salah satu emiten yang patut diperhatikan dalam industri pertambangan di Indonesia.