JAKARTA - Emiten kontraktor tambang milik Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk (PTRO) mencatatkan pertumbuhan pendapatan di periode 6 bulan pertama tahun 2024.
Direktur Keuangan Petrosea, Rudi Santoso mengatakan, di periode enam bulan yang berakhir di 30 Juni 2024, Petrsea mencatat pertumbuhan sebesar 16,1 persen dengan pendapatan sebesar 318 juta dolar AS dibanding 274 juta dolar AS di periode enam bulan yang berakhir di 30 Juni 2023.
"Hal ini dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan pada lini bisnis rekayasa dan produksi di mana kontribusi terbesar dari peningkatan pendapatan dari proyek BP Onshore Early Works dan Tangguh Onshore Compression atau UCC, serta juga proyek Kilang Manyar Maju untuk mendukung pekerjaan tanah, beton, utilitas serta bangunan pemrosesan utama untuk pengembangan smelter di Freeport Gresik serta juga proyek dari Floor Petrosea Joint Operation untuk proyek GPP, GPC, Pre-Crusher Construction Services dan proyek Copper Cleaner Circuit Construction di Freeport Papua," ujarnya dalam Public Expose, Rabu 23 Oktober.
Rudi menambahkan untuk kontribusi pendapatan, selama tahun 2022 dan tahun 2024, lini bisnis jasa kontrak pertambangan memberikan kontribusi lebih dari 60 persen dari total pendapatan petrosea.
Di first half 2024, lanjut dia, kontribusi lini bisnis jasa, rekayasa, dan konstruksi memberikan kontribusi yang cukup signifikan sebesar 44,4 persen dari total pendapatan selama first half 2024 atau dari 26,2 persen di first half 2023.
"Bagaimana hal ini sering dengan diverifikasi petrosea serta pengembangan usaha dengan adanya proyek baru BP dan kenaikan aktivitas di proyek Freeport Gresik dan juga di Papua," sambung dia.
Ia menambahkan, Petrosea juga mencatatkan laba kotor sebesar 40,7 juta dolar AS di first half 2024, di mana pencapaian laba kotor relatif stagnan secara year-on-year (yoy) dibandingkan first half tahun 2023 di tengah pertumbuhan pendapatan.
BACA JUGA:
"Hal ini terjadi akibat meningkatnya beban usaha langsung untuk mendukung kegiatan operasional dan proyek ekspansi pada lini bisnis perusahaan," imbuh dia.
Kemudian EBITDA di semester I-2024 tercatat sebesar 47,1 juta dolar AS atau mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Dikatakan Rudi, hal ini sejalan dengan perubahan pada laba kotor dikarenakan peningkatan pada beban penjualan dan administrasi untuk mendukung ekspansi bisnis.
Adapun total aset perusahaan terus bertumbuh dari 596,4 juta dolar AS di tahun 2022 menjadi 735,6 juta dolar AS di semester I-2024 atau mengalami kenaikan sebesar 23,3 persen.
"Kenaikan ini sering dengan kenaikan pendapatan usaha yang menunjukkan komitmen perusahaan untuk terus mengembangkan usaha," tandas dia.