JAKARTA - Lonjakan kinerja berhasil dialami perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Laba bersih perseroan melesat menjadi 109,1 juta dolar AS atau sekitar Rp1,56 triliun pada 2021 terdorong oleh moncernya profitabilitas segmen petrokimia dan panas bumi.
Mengutip laporan keuangan BRPT, Jumat 1 April, laba bersih itu naik 157,5 persen secara tahunan dari realisasi 42,3 juta dolar AS pada 2020. Agus Salim Pangestu, Direktur Utama Barito Pacific, mengatakan kinerja bisnis yang solid ditopang oleh makin meningkatnya kinerja anak perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan kontribusi yang solid dari bisnis panas bumi Star Energy.
Sepanjang 2021, pendapatan konsolidasi BRPT naik 35 persem secara tahunan menjad 3,15 miliar dolar AS. Sejalan dengan itu, EBITDA perseroan milik Prajogo Pangestu itu juga tumbuh 35 persen menjadi 797 juta dolar AS.
Agus menyebut, fokus manajemen dalam melakukan penataan utang dalam mengantisipasi kenaikan suku bunga berimbas pada beban keuangan yang turun 14 persen. Sebagai hasilnya, laba bersih konsolidasi setelah pajak naik 101 persen mencapai 296 juta dolar AS pada 2021 dibanding 147 juta dolar AS pada 2020.
BACA JUGA:
"Bisnis panas bumi kami, Star Energy, terus menghasilkan kinerja yang solid dan memberikan kontribusi 537 juta dolar AS dan 441 juta dolar AS terhadap pendapatan dan EBITDA pada 2021," kata Agus dalam keterangan tertulisnya.
Pendapatan Star Energy naik 3 persen year-on-year (YoY) menjadi 537 juta dolar AS. Pertumbuhan didorong oleh produksi pembangkit listrik dan uap yang lebih tinggi pada 2021.
Grup Barito baru saja merampungkan pembelian sisa seluruh saham milik Star Energy. Langkah itu akan mendorong diversifikasi usaha Grup Barito di sektor panas bumi atau geothermal.