Bagikan:

JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berencana membawa anak usaha mereka PT Star Energy Geothermal untuk melantai di pasar modal melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Star Energy sendiri tengah membangun proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi untuk bisa mendukung kinerja perusahaan.

Wakil Presiden Direktur Barito Pacific Rudy Suparman menjelaskan, Barito Pacific sebagai induk usaha yang sudah jadi perusahaan terbuka, ingin mendorong entitas lain di dalam grup Barito milik konglomerat Prajogo Pangestu ini untuk juga melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Harapan kami, Star Energy juga bisa menjadi perusahaan terbuka," kata Rudy dalam paparan publik secara virtual, Jumat 15 Oktober lalu.

Sebagai informasi, selain Barito Pacific, saat ini sudah ada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang menjadi perusahaan terbuka. Adapun IPO Star Energy, menurut Rudy, perlu ada beberapa persiapan yang harus dilakukan, sehingga pihaknya akan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hal itu.

Star Energy memiliki rekam jejak operasional yang cukup solid di mana mereka punya tiga aset operasional dengan total kapasitas terpasang 875 MW. Aset pertama adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Wayang Windu yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Wayang Windu memiliki kapasitas terpasang 227 MW.

Kemudian, terdapat PLTP Salak di kawasan Bogor dan Sukabumi dengan kapasitas terpasang 377 MW. Terakhir, ada PLTP Darajat di Bandung dan Garut dengan kapasitas 271 MW.

Saat ini, Star Energy sedang membangun pembangkit binary di Salak. Pembangkit binary dapat meminimalkan footprint di lahan konservasi, karena memanfaatkan daerah milik jalan yang sudah ada, dapat mengekstraksi panas dari hot brine, mengurangi pemanfaatan listrik untuk pemakaian sendiri, dan memerlukan perawatan yang minimal.