Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, pasar kosmetik di Indonesia berada dalam kondisi ekspansif.

Hal ini terlihat dari data total pendapatan industri kosmetik yang dalam kurun waktu 2021-2024 mengalami total kenaikan 48 persen.

"Kenaikannya, yakni dari 1,31 miliar dolar AS atau sekitar Rp21,45 triliun di 2021 menjadi 1,94 miliar dolar AS atau sekitar Rp31,77 triliun di 2024 (data Statista.com)," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 2 Agustus.

Reni menyebut, pertumbuhan sektor industri kosmetik diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2028.

Dia bilang, dalam kurun waktu 2024-2028, industri kosmetik di Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,35 persen per tahun.

"Hal ini merupakan sebuah peluang yang sangat menjanjikan dan harus dimanfaatkan dengan maksimal oleh para pelaku usaha industri kosmetik, termasuk pelaku IKM," ucap dia.

Reni menambahkan, kondisi ekspansif juga terlihat pada penambahan pelaku usaha kosmetik.

Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), pelaku usaha kosmetik yang tergabung di Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) meningkat dari 819 pelaku usaha pada 2021 menjadi 1.039 pelaku usaha di akhir 2023.

Berdasarkan data Perkosmi, kata Reni, sebanyak 89 persen dari pelaku usaha kosmetika di Indonesia merupakan pelaku IKM. "Sehingga, IKM kosmetik memiliki peran krusial dalam penyediaan lapangan pekerjaan," katanya.

Dari potensi tersebut, Reni mengungkapkan, keterlibatan IKM dalam industri kosmetik selain akan mendukung pertumbuhan ekonomi juga akan memberikan dampak sosial yang signifikan.

"Dukungan dan pengembangan IKM dapat menjadi strategi yang efektif dalam menciptakan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan mendorong inovasi dalam industri kosmetik," tuturnya.