JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melepas ekspor produk kain tekstil dalam negeri yang akan dikirimkan ke Dubai. Adapun nilai transaksi produksi kain tekstil PT Mahugi Jaya Sejahtera ini mencapai 350.000 dolar AS atau Rp5,61 miliar (kurs Rp16.017 per dolar AS).
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Taufiek Bawazier menyambut baik dan mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh PT Mahugi Jaya Sejahtera yang menggarap pasar Dubai, dan sebagian negara Timur Tengah.
"Ditandai dengan pelepasan ekspor tiga kontainer kain senilai 350 ribu dolar AS," ujarnya mengutip Antara.
Menurut dia, ekspor tersebut menandakan komitmen penjualan tahunan yang mencapai 5 juta meter dari perusahaan terkait, sekaligus membuka pasar nontradisional Indonesia ke negara di wilayah timur tengah.
Ia menjelaskan pasar garmen dan tekstil di kawasan Timur Tengah diperkirakan terus tumbuh signifikan sampai dengan 5 tahun ke depan. Dengan proyeksi pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen, untuk pasar fesyen nilainya mencapai 89 miliar dolar AS.
Saat ini, alokasi ekspor tekstil dan pakaian Indonesia ke wilayah itu hanya 5,4 persen dari total ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) atau senilai 753 juta dolar AS, serta memiliki market share hanya 1,5 persen.
BACA JUGA:
Angka ini jauh di bawah Tiongkok dan India yang masing-masing pangsa pasarnya sebesar 38,3 persen dan 21,4 persen. Oleh karena itu menurutnya, ekspor yang dilakukan oleh salah satu perusahaan di Jawa Barat tersebut bisa menjadi pionir untuk peningkatan ekspor produk tekstil dalam negeri.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menyatakan industri tekstil dan pakaian jadi, tumbuh ekspansif secara tahunan (year on year/yoy) pada triwulan pertama 2024 dengan nilai masing-masing 5,90 persen dan 2,64 persen, karena tingginya permintaan ekspor.
Peningkatan yang ekspansif ini turut meningkatkan kontribusi industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu sebesar 19,28 persen (yoy), atau naik dari periode yang sama di tahun 2023 yang hanya 18,57 persen (yoy).