JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE telah merealisasikan dana hasil penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp3,61 triliun untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) dan pelunasan utang per 30 Juni 2024.
Adapun, realisasi tersebut sebesar 41,16 persen dari hasil bersih yang didapatkan oleh perseroan sewaktu aksi IPO pada 24 Februari 2023 yaitu senilai Rp8,77 triliun.
Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio sebagaimana keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa 16 Juli merinci, perseroan telah menggunakan dana hasil IPO yang senilai Rp2,08 triliun untuk capex dan senilai Rp1,53 untuk pelunasan hutang, sehingga sisa dana hasil IPO saat ini senilai Rp5,15 triliun.
Yurizki menjelaskan, perseroan menempatkan dana hasil IPO yang senilai Rp4,91 triliun di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan tingkat bunga sebesar 5,85 persen, dan sisanya senilai Rp240,39 juta ditempatkan di PT Bank BTPN Tbk (BTPN) dengan tingkat bunga senilai 5,75 persen.
Dalam IPO, setelah dikurangi biaya emisi PGE meraih dana bersih senilai Rp8,77 triliun, yang rencananya senilai Rp7,24 triliun digunakan untuk belanja modal
(capex) dan senilai Rp1,53 triliun untuk pelunasan hutang.
Dari capex senilai Rp7,24 triliun, rinciannya yang senilai Rp6,37 triliun untuk capex atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) operasional perseroan saat ini, yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi cogeneration technology.
BACA JUGA:
Kemudian, yang senilai Rp869,16 miliar untuk capex atau investasi pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir untuk mendukung production, operation & maintenance excellence.
Adapun, pelunasan utang yang senilai Rp1,53 triliun digunakan untuk pembayaran sebagian Facilities Agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara perseroan dengan Mandated Lead Arrangers, Kreditur Sindikasi Awal dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Facility Agent.