JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha Pertamina bakal menyusul PT Pertamina Geothermal Energi Tbk (PGEO) melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester I-2023.
Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengungkapkan dana segar yang dihimpun PHE dari pasar modal akan lebih besar dari yang diperoleh PGOE.
Adapun PGOE mampu meraup dana segar senilai Rp9,05 triliun di pasar modal. Dana ini akan dialokasikan sebagai belanja modal pengembangan investasi hijau di tanah air.
“PHE ini IPO target semester I (2023). Ini PHE lebih gede dari PGE,” katanya kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat, ditulis Selasa, 7 Maret.
Menurut Arya, saham PHE cukup potensial. Bahkan ditunggu-tunggu investor pasar modal.
Arya optimistis, dana segar yang ditargetkan dapat diperoleh. Namun sayang, Arya enggan menyebutkan nominal target yang akan dipasang.
“Ini PHE barang bagus di bursa. Karena jumbo-jumbo di bursa,” jelasnya.
Sekadar informasi, rencana penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Pertamina Hulu Energi mundur dari jadwal semula kuartal I-2022. Hal ini karena PHE masih menunggu laporan keuangan kuartal IV-2022.
Arya menjelaskan PHE perlu memperoleh suntikan dana untuk mendukung ekspansi bisnis. Sebab, jika tidak impor terhadap bahan bakar minyak (BBM) akan semakin membengkak.
“Minyak kita itu cuma berapa persen yang di dalam negeri. Kalau PHE enggak ekspansi, kebutuhan minyak naik dan sebagainya, semester ini kan pasti turun produksi, maka kemungkinan impor besar. Maka PHE harus ekspansi. Kalau ekspansi, darimana dananya? IPO,” jelasnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebelumnya mengungkapkan, pihaknya akan mendorong anak usaha Pertamina, Pertamina Hulu Energi (PHE) melakukan penawaran saham perdana di bursa (IPO).
Untuk itu, sambung Erick, Kementerian BUMN akan mengusulkan IPO PHE secara bertahap ke bursa.
"Kita usul ke bursa bertahap karena kan emisinya besar sekali. Ini valuasinya billion billion billion. Tidak bisa saya ceritakan dulu," ujar Erick yang ditemui di Bursa Efek Indonesia, Senin, 27 Februari.
Erick melanjutkan, ia berharap nanti dengan dana segar yang berhasil dihimpun PHE akan dimanfaatkan untuk mengeruk sumur baru dan pengembangan sumur yang sudah ada dengan teknologi dan sistem baru.
BACA JUGA:
Sekadar diketahui, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk resmi mencatatkan sahamnya untuk diperdagangkan di Papan Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham PGEO.
PGEO menetapkan harga IPO sebesar Rp 875 per saham.
Pada perdagangan saham perdananya, saham PGEO sempat menguat ke level Rp925 dan menyentuh harga terendah di level Rp815.
Perseroan menawarkan ke masyarakat sebanyak 10.350.000.000 saham biasa atas nama, yang mewakili sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan dan ditawarkan dengan Harga Penawaran Rp875 setiap saham.
Perseroan telah melaksanakan penawaran umum sejak 20–22 Februari 2023 dan berhasil meraih dana sebesar Rp9.056.250.000.000.
Perseroan juga mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 1,50 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak- banyaknya 630.398.000 saham untuk Program Opsi Pembelian Saham Kepada Manajemen dan Karyawan Perseroan (MESOP).
"Perolehan dana akan digunakan untuk berkontribusi dan menumbuhkan kapasitas terpasang panas bumi dan memposisikan PGE debagai pemimpin pengembangan sumber daya panas bumi," ujar Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Ahmad Yuniarto dalam sambutannya di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 24 Februari.