Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menilai langkah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) merupakan langkah yang tepat.

Eddy menilai, anak usaha Pertamina yang memiliki nama emiten PGEO ini memiliki potensi besar di industri panas bumi tanah air.

“Saya kira prospek bisnis yang dimiliki PGE cukup baik meskipun high risk dan high capital, tapi prospek bisnis EBT ke depan tinggi dan minat investor tinggi. Jadi, prospeknya cerah ke depan,” kata Eddy dalam rapat kerja Komisi VII DPR dengan Menteri Energi dan Sumber daya Mineral yang dikutip Sabtu 25 Maret.

Meski demikian, diakuinya, proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang digarap oleh PGE memang membutuhkan modal besar.

Hingga tahun 2027 mendatang Pertamina memang telah menyiapkan total investasi mencapai 1,6 miliar dolar AS atau setara Rp24,2 triliun dengan kurs Rp15.133 per dolar Amerika Serikat. Sehingga, langkah PGE menggelar Initial Public Offering (IPO) pada Februari 2023 lalu merupakan sebuah langkah tepat dengan berhasil meraih dana sekitar Rp9 triliun.

“Dengan IPO ini, sebagian besar untuk modal awal proyek, bisa dilaksanakan. Tinggal bagaimana PGE dan mitra bisa menjalankannya. Baik (mitra) nasional atau swasta asing. Melihat tingginya minat EBET (energy baru dan energy terbarukan), saya kira PGE tidak akan kesulitan dapat partner, sehingga bank akan tertarik membiayai proyek PGE ke depannya,” pungkasnya.