Bagikan:

JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebutkan Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) VII Kasim, Papua Barat Daya, memiliki peran strategis dalam menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat, khususnya di wilayah Papua dan Maluku.

"Saya melihat Kilang Pertamina Kasim ini sangat strategis. Produksi Biosolar dan Pertalite-nya memenuhi sebagian besar kebutuhan wilayah Papua. Tentunya, ini bisa terus ditingkatkan mengingat keandalan pasokan energi di wilayah timur Indonesia, salah satunya berasal dari kilang ini," kata Kepala BPH Migas Erika Retnowati saat kunjungannya di Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) VII Kasim, Papua Barat Daya, Jumat (12/7/2024), dikutip Antara di Jakarta, Minggu.

Erika mengharapkan Kilang RU VII Kasim bisa mempertahankan dan bahkan meningkatkan produksi pengolahan BBM-nya, agar dapat terus memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Papua dan Maluku.

"Demi keandalan energi di wilayah timur, kami berharap tim RU VII Kasim dapat terus meningkatkan kinerja, sehingga apabila terjadi keterlambatan pengiriman dari RU V Balikpapan melalui Wayame atau faktor risiko dari cuaca, semua (penyediaan BBM) tetap berjalan dengan maksimal," harapnya.

Anggota Komite BPH Migas Eman Salman Arief menyampaikan upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan kualitas produksi BBM Kilang Kasim, salah satunya adalah penggantian katalis untuk peningkatan oktan produk gasoline.

"Sehubungan telah menurunnya supply crude melalui pipa Walio mix dan crude Salawati, kami juga mendukung upaya RU VII Kasim membangun tangki crude dan jetty dalam project open-access untuk mengembalikan kapasitas operasi yang saat ini 6.200 barel per hari menuju kapasitas disain 10.000 barel per hari," terangnya.

Di samping itu, mengingat proses pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM masyarakat memiliki risiko yang tinggi, Eman mengimbau Kilang Kasim selalu mengutamakan prinsip health, safety, security, and environment (HSSE).