Bagikan:

JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memantau penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi masyarakat, khususnya di wilayah Papua dan Maluku. Dalam kunjungan di Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) VII Kasim, Kepala BPH Migas Erika Retnowati menyampaikan bahwa kilang memiliki peran strategis dalam menjaga pasokan BBM di suatu wilayah.

Erika mengungkapkan, kilang RU VII Kasim ini memiliki tugas yang sangat penting untuk memasok BBM kepada masyarakat di wilayah Papua dan Maluku.

“Saya melihat kilang Pertamina Kasim ini sangat strategis. Produksi Biosolar dan pertalite memenuhi sebagian besar kebutuhan wilayah Papua. Tentunya, ini bisa terus ditingkatkan mengingat keandalan pasokan energi di wilayah timur Indonesia, salah satunya berasal dari kilang ini,” ujar Erika yang dikutip Senin 15 Juli.

Erika mengharapkan kilang RU VII Kasim bisa mempertahankan, bahkan meningkatkan produksi pengolahan BBM, agar dapat terus memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Papua dan Maluku.

“Demi keandalan energi di wilayah timur, kami berharap tim RU VII Kasim dapat terus meningkatkan kinerja. Sehingga, apabila terjadi keterlambatan pengiriman dari RU V Balikpapan melalui Wayame atau faktor risiko dari cuaca, semua (penyediaan BBM) tetap berjalan dengan maksimal," lanjut Erika.

Sejalan dengan Erika, Anggota Komite BPH Migas Eman Salman Arief menyampaikan upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan kualitas produksi pengolahan BBM untuk kilang Kasim ini. Salah satunya adalah upaya penggantian katalis untuk peningkatan oktan produk gasoline.

"Sehubungan telah menurunnya supply crude melalui pipa Walio mix dan crude Salawati, kami juga mendukung upaya RU VII Kasim ini membangun tangki crude dan jetty dalam project open-access untuk mengembalikan kapasitas operasi yang saat ini 6.200 barrel per hari menuju kapasitas disain 10.000 barrel per hari,” terangnya.

Di samping itu, mengingat proses pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM yang dapat dinikmati oleh masyarakat memiliki risiko yang tinggi, Eman mengimbau agar Kilang Kasim selalu mengutamakan prinsip Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).

"Kilang Kasim saat ini sedang turn-around, seluruh pekerjaan di dalamnya diharapkan tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan bagi para pekerja serta tidak lupa untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan," imbuh Eman.

Dibangun pada tahun 1995 dan mulai beroperasi tahun 1997, Kilang Pertamina Kasim dikenal sebagai satu-satunya kilang yang berada di wilayah timur Indonesia dengan produksi utama dalam pengolahan BBM berupa produk minyak Solar dan Pertalite.

Beberapa pencapaian terlihat diraih oleh RU VII Kasim, antara lain pencapaian Proper Emas pada tahun 2021, 2022, 2023. Pencapaian ini diharapkan tetap terjaga dengan baik.

Pada kesempatan yang sama, General Manager Kilang Pertamina International RU VII Kasim Yodia Handhi Prambara menjelaskan, pihaknya terus menjaga produksi BBM di kilang untuk mengamankan suplai BBM, khususnya di area Papua dan Maluku.

“Tentu kami membutuhkan kolaborasi dengan BPH Migas dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku agar produk BBM yang kami olah dapat dinikmati oleh masyarakat di wilayah timur,” ucapnya.