Pilot dkk Akan Divaksinasi April Dorong Pemulihan Industri Penerbangan, Sandiaga Uno: Kita Gas!
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia National Air Carriers Association (INACA) meminta kepada pemerintah agar pekerja industri penerbangan dapat prioritas vaksin COVID-19. Tujuannya, agar industri penerbangan bisa maksimal melayani tanpa menjadi media penularan virus dan dapat mendorong terjadinya pemulihan di sektor ini.

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan rencananya dalam waktu dekat pelaku atau pekerja di industri penerbangan akan segera mendapat suntikan vaksin COVID-19.

"Ada poin utama yang kami sampaikan kepada pemerintah. Permohonan untuk seluruh karyawan kita divaksin agar bisa bekerja tanpa menjadi media penularan tambahan. permintaan kita Insyallah April dilakukan, diutamakan pekerja di lapangan," tuturnya dalam acara Rakernas PHRI, Kamis, 18 Maret.

Denon berharap tahun ini menjadi tahun optimisme bagi industri penerbangan setelah sebelumnya tertekan pandemi COVID-19. Namun, kata dia, hal tersebut perlu didukung dengan langkah konkret antara industri penerbangan dan pemerintah.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan akan terus mengupayakan prioritas vaksinasi untuk sektor pariwisata termasuk dalam hal ini industri penerbangan.

Lebih lanjut, Sandi mengatakan vaksinasi ini bisa menekan penularan COVID-19. Namun, tidak cukup hanya mengandalkan vaksin, protokol kesehatan (prokes) tetap harus dijalankan.

"Vaksin kita gas. Jakarta belum semua. Bali, Yogyakarta sudah. Jakarta untuk pariwisata saya akan dorong. Sudah ada titik terangnya," ucapnya.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini berujar, vaksinasi untuk sektor pariwisata dan penerbangan di Jabodetabek juga akan menjadi prioritas. Sebab, Sandiaga menilai hotel dan restoran juga turut bersinggungan dengan publik.

"Jabodetabek juga akan diprioritaskan. Hotel resto kan bersinggungan dengan publik. Dari INACA sebagian sudah, Air Asia belum, pilot dulu, cabin crew didahulukan dulu. Pemberian vaksin berbasis risiko," tuturnya.