JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyambut kolaborasi tujuh perseroan negara yang akan berkolaborasi untuk pulihkan sektor pariwisata. Kerja sama tersebut dinilai penting, karena kebangkitan sektor pariwisata membutuhkan upaya bersama secara menyeluruh dari hulu hingga hilir.
Dengan kerja bersama itu, Erick Thohir berharap lebih banyak potensi pariwisata Indonesia yang selama ini belum dimaksimalkan, akan menjadi sumber devisa baru bagi Indonesia.
Adapun kolaborasi tujuh BUMN ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Perseroan yang dimaksud adalah PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai operator bandara, PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai operator bandara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai operator maskapai Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia.
Lalu, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC sebagai pengembang dan pengelola kawasan pariwisata, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) selaku pengelola Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.
Kemudian, PT Hotel Indonesia Indonesia Natour (Persero) yang merupakan travel management dan operator jaringan hotel, serta PT Sarinah (Persero) yang memiliki bidang usaha ritel, properti, ekspor, impor dan distribusi.
Tujuh BUMN akan merumuskan program-program strategis dalam pengembangan pariwisata. Erick menilai, langkah tersebut merupakan inisiatif yang baik sesuai Key Performance Indicators (KPI) yang diberikan kepada para direksi dan komisaris BUMN tersebut.
"Salah satu fungsi BUMN adalah sebagai agent of development sehingga memiliki peranan penting di dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Tujuh BUMN ini berkolaborasi untuk menjadi motor penggerak agar sektor pariwisata kembali meningkat dan memberikan dampak positif bagi pelaku usaha lainnya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Rabu, 10 Maret.
Erick mengatakan melalui penandatanganan MoU ini, ketujuh BUMN tersebut akan lebih intensif menindaklanjuti MoU ini dengan quick win program terkait promosi bersama, cross selling, bundling strategy dan pembuatan produk-produk terkait pariwisata sesuai new normal.
Di samping itu, kata Erick, para pihak juga akan mengkaji kemungkinan pemanfaatan sumber daya perusahaan termasuk anak perusahaan atau perusahaan terafiliasi untuk mendukung berjalannya program strategis ini.
BACA JUGA:
"Saya meminta agar sinergisitas ini dapat dijalankan secara konsisten dan bukan hanya lip service, tidak hanya seremonial saja tetapi harus menjadi sesuatu yang konkret. Kami harap kontribusi yang kita lakukan kepada negara dapat lebih optimal dan memberikan manfaat bagi dunia usaha dalam menghadapi tantangan akibat pandemi," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang juga hadir dalam acara tersebut menyebut MoU ketujuh BUMN Pariwisata dan Pendukung sebagai value creation berbasis alignment of interest.
Sandiaga menyatakan dukungannya 100 persen atas kolaborasi yang dilakukan ketujuh BUMN tersebut. "Saya yakin dengan Kementerian BUMN yang dipimpin Pak Erick, inovasi, kolaborasi dan adaptasi ini dapat dihadirkan dalam bentuk holding. Saya ingin penggabungan ini tidak hanya langkah korporasi saja tetapi juga menginspirasi bagi bangsa ini," ujar Sandiaga.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menyatakan bahwa dirinya memberikan dukungan yang maksimal pada kolaborasi ini.
"Saya sangat mendukung momen-momen ini karena saya lihat idenya sangat bagus dan Insyaallah ini akan memberikan kita kemudahan-kemudahan, khususnya melakukan suatu sinergi dan kita bisa mendukung pariwisata menjadi andalan nasional," kata Budi.
Budi mengatakan di bidang transportasi yang merupakan salah satu pendorong ekonomi adalah konektivitas dari satu tempat ke tempat lain. Karena itu, pihaknya memang berusaha mempermudah aksesibilitas apalagi untuk kepentingan pariwisata dan untuk UMKM.
"Sehingga saya berusaha untuk memberikan dukungan yang maksimal pada penggabungan ini melalui upaya mewujudkan sistem transportasi yang baik," ujarnya.