Pengusaha Hotel Ingin Sandiaga Uno Bantu Penundaan Bayar Utang, Hariyadi Sukamdani: Mas Menteri, Tolong Dibantu
Etua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani. (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sektor pariwisata sepanjang tahun 2020 lesu akibat pandemi COVID-19. Hal ini membuat geliat perekonomian perhotelan dan restoran babak belur. Akibatnya, para pengusaha hotel dan restoran menghadapi risiko gagal bayar hingga banyak yang tak mampu bertahan dan masuk jurang kebangkrutan.

Ketua Umum Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani meminta agar pemerintah melalui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, memperpanjang dana hibah untuk pelaku usaha di sektor pariwisata pada tahun ini.

"Ini kalau memungkinkan kiranya dapat diperpanjang. Itu ada dari 101 kabupaten/kota, ada satu ketinggalan, Makassar. Makassar berharap hibah pariwisata kalau ada perubahan alokasi bisa mendapat kesempatan di anggaran 2021," tuturnya dalam Rakernas PHRI secara virtual, Kamis, 18 Maret.

Selain itu, Hariyadi ini juga meminta adanya penambahan alokasi vaksin COVID-19 bagi pekerja sektor pariwisata khususnya yang tergabung di dalam PHRI sekitar 120.000 dosis.

"Vaksin alokasi untuk pekerja PHRI hanya 92 ribu yang saat ini, kalau kita melihat yang sudah terdaftar PHRI saja itu kemarin udah lebih dari 120 ribu, DKI saja 37 ribu ini kiranya dapat dibantu," tuturnya.

Lebih lanjut, Hariyadi mengatakan vaksin untuk pekerja di sektor pariwisata sangat penting. Khususnya untuk airlines atau maskapai penerbangan. Menurut dia, jika pilot yang membawa penumpang terinfeksi COVID-19, akan membuat masyarakat takut untuk terbang dengan maskapai tersebut.

"Kalau hotel terpapar owner-nya bisa bersih-bersih kamar. Kalau airlines, pilotnya bermasalah yang mau nerbangin siapa. Artinya vaksin untuk pekerja pariwisata penting. Kalau tidak dibantu akan repot karena kita berinteraksi langsung dengan publik," katanya.

Tak hanya itu, Hariyadi juga meminta adanya intervensi dari perbankan melalui restrukturisasi. Ia mengatakan jika tidak ada intervensi dari perbankan, pengusaha hotel dan restoran akan semakin kesulitan membayar utang.

Untuk itu, Hariyadi meminta Sandiaga Uno memperjuangkan kebijakan guna membantu hotel dan restoran agar dapat bertahan.

"Jadi restrukturisasi utang ini kami juga mohon Mas Menteri (Sandiaga Uno) juga bisa membantu monitor memperjuangkan dengan pihak Kemenkeu karena tanpa intervensi perbankan kemungkinan akan terjadi gagal bayar yang sangat tinggi dan rentan kebangkrutan dari sektor pariwisata," tuturnya.

Hariyadi bilang, pihaknya telah melakukan pembicaraan untuk membahas mengenai restrukturisasi di sektor pariwisata bersama Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Raden Pardede.

"Masalah mekanisme struktur model kerja kami udah ngobrol dengan Pak Raden Pardede Kemenko akan kami akan finalkan tentunya restrukturisasi utang," jelasnya.