Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah terus memutar otak untuk mencari cara memulihkan industri pariwisata. Sebab, sektor ini paling terdampak pandemi COVID-19. Salah satu cara adalah mengembangkan pesona desa-desa wisata sebagai daya tarik bagi wisatawan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno ingin penguatan desa-desa wisata sebagai salah satu kekuatan pariwisata nasional, nantinya dapat membuka lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

"Salah satunya melalui penguatan atraksi berbasis narasi (storynomic tourism) sehingga dapat menimbulkan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung," katanya, dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu, 14 Maret.

Sebagai contoh yakni Desa Wisata Karangrejo. Desa yang berada di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ini merupakan salah satu desa wisata yang telah tersertifikasi sebagai desa wisata berkelanjutan.

Kemenparekraf saat ini memang fokus mengembanhkan pariwisata berkelanjutan. Adapun, konsep keberlanjutan sendiri menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki desa wisata untuk menjadi desa wisata mandiri.

Menparekraf menilai desa wisata Karangrejo memiliki kekuatan yang kuat sebagai destinasi. Selain homestay, desa wisata ini juga menawarkan atraksi lain yang sudah dikenal wisatawan, seperti kerajinan pahat batu, spot sunrise Punthuk Setumbu, dan Gereja Ayam, kebun buah, VW Safari Tour, dan lainnya.

"Saya merasa bahagia karena desa wisata Karangrejo pada 1 Maret lalu sudah tersertifikasi sebagai desa wisata berkelanjutan. Di sini ada salah satu homestay terbaik yang pernah saya lihat dengan standar kelas dunia," tuturnya.

Bahkan, sebelum pandemi, tercatat desa wisata ini dikunjungi lebih dari 20 ribu wisatawan mancanegara dan 50 ribu wisatawan nusantara. Karena itu, Sandiaga mendorong agar desa wisata Karangrejo terus meningkatkan kualitas keberlanjutan dan daya tarik. Salah satunya mengedepankan orisinalitas yang dimiliki dengan pendekatan atraksi berbasis narasi.

"Biasanya wisatawan datang ke Borobudur hanya foto-foto dan posting di media sosial, ke depan kita ingin ditingkatkan dengan narasi seperti bagaimana desa ini dulu merupakan bagian dari pembangunan Candi Borobudur. Bagaimana desa ini berperan pada tahapan renovasi, tokoh-tokoh di sini dapat menceritakan tempat-tempat situs yang berkaitan dengan Borobudur. Sehingga ada storytelling," ucapnya.

Kemudian desa wisata Karangrejo dan desa wisata lainnya harus menjadi bagian dari travel plan wisatawan. Desa wisata harus dapat merancang paket perjalanan tiga sampai empat hari yang disandingkan dengan konsep ecotourism atau sport tourism.

"Saya juga melihat dimana produk ekonomi kreatif di sini sudah mulai mengadopsi teknologi sehingga banyak pelaku ekonomi kreatif di sini sudah melek digital sehingga dapat memperluas peluang usaha," kata Sandiaga.

Dorong 244 Desa Wisata Berkembang Seperti Unicorn Startup

Sandiaga juga mendorong agar 244 desa wisata yang berada wilayah Indonesia bisa berkembang seperti startup yang nantinya tumbuh menjadi unicorn.

"Di Bangli, Bali, ada Desa Penglipuran. Ada Desa Jatiluwih di Tabanan, Bali. Ini adalah desa-desa yang sudah jadi unicorn. Nah bagaimana kita dorong agar 244 desa wisata di seluruh Indonesia ini kita jadikan unicorn," tuturnya dalam diskusi virtual, Selasa, 9 Maret.

Lebih lanjut, Sandi berujar, Indonesia memiliki lebih dari 75 ribu desa. Dari puluhan ribu desa itu, sebanyak 244 desa wisata tengah dikembangkan agar bisa menjadi desa wisata yang mandiri.

Adapun dari jumlah tersebut 54 desa sekarang berada pada tahapan rintisan, 144 desa wisata ditahap berkembang, dan di 48 desa di antaranya sudah masuk tahap maju.

"Ini ibaratnya startup sampai jadi unicorn, gimana caranya 244 desa wisata ini tadinya startup menuju unicorn," jelasnya.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini berujar pengembangan desa wisata merupakan upaya mendukung pelestarian budaya dan lingkungan dalam konsep keberlanjutan, kualitas, dan ecotourism.

"Kuncinya harmoni, manfaat ekonomi, dan pelestarian budaya dan alam sekitar desa," katanya.

Sekadar informasi, pengembangan desa wisata jadi satu dari enam langkah strategis untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

Lima strategi lainnya yaitu program stimulus hibah pariwisata; penerapan free covid corridor atau yang saat ini disebut travel corridor arrangement yang saat ini sedang dalam tahap finalisasi; pengembangan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus); on boarding program digitalisasi bagi para pelaku ekonomi kreatif; dan vaksinasi bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.

Gelar pelatihan bahasa Inggris untuk pelaku pariwisata

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan PT. Cerdas Digital Nusantara (CAKAP) memberikan pelatihan bahasa Inggris secara daring bagi 150 pelaku pariwisata yang ada di lima destinasi super prioritas dan Belitung.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya mengakui pandemi COVID-19 memang berdampak pada menurunnya kunjungan wisatawan dan berkurangnya aktivitas pariwisata.

Namun, kata dia, masa-masa ini menjadi momentum bagi para pelaku pariwisata untuk mempersiapkan diri, terutama dengan mengasah kemampuan berbahasa asing untuk menyambut kembali kedatangan wisatawan mancanegara ketika perbatasan negara telah kembali dibuka.

Kata Wisnu, tuntutan dan ekspektasi terhadap kualitas pelayanan pariwisata akan semakin tinggi mengikuti perubahan tren wisata dengan pola/kebiasaan baru, di mana experience benar-benar akan diutamakan, karena banyak yang harus dipenuhi oleh wisatawan dalam perjalanannya.

"Peningkatan kualitas pelayanan melalui interaksi yang baik dan komunikatif, serta dapat menciptakan kesan dan pengalaman yang menarik bagi para wisatawan mutlak sangat diperlukan," jelasnya.

Pelatihan ini, kata Wisnu, bertujuan memberikan dan meningkatkan skill bahasa asing bagi pelaku pariwisata. Menurutnya, skill bahasa asing, terutama bahasa Inggris, punya peranan penting dalam memperkenalkan dan mempromosikan potensi wisata yang ada di masing-masing daerah kepada wisatawan mancanegara.

"Karena itu, melalui pelatihan daring bahasa Inggris ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan pelaku pariwisata atau masyarakat lokal dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris," ucapnya.