Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Mengingat, industri TPT telah memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.

Untuk diketahui, berdasarkan data Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara, sedikitnya ada enam pabrik tekstil yang telah gulung tikar dan menyebabkan lebih dari 11.000 pekerja mengalami PHK.

Adapun keenam pabrik tekstil tersebut adalah PT S Dupantex, PT Alenatex, PT Kusumahadi Santosa, PT Kusumaputra Santosa, PT Pamor Spinning Mills dan PT Sai Apparel.

Sementara Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Provinsi Jawa Barat mencatat, sudah ada 22 pabrik yang tutup di daerah tersebut.

"Meski industri TPT sedang menghadapi tantangan, bukan berarti kami harus pesimis. Kementerian Perindustrian tetap konsisten untuk terus menjalankan kebijakan strategis dalam upaya pengembangan industri TPT," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya, dikutip Jumat, 5 Juli.

Sebagai sektor padat karya, Agus menyebut, industri TPT sangat membutuhkan tenaga kerja dengan jumlah banyak dan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menggelar pelatihan sebagai strategi proaktif untuk memenuhi kebutuhan industri TPT.

Sementara itu, Kepala BPSDMI Kemenperin Masrokhan mengungkapkan, pelatihan itu merupakan salah satu program Diklat 3in1 yang digelar operator sewing bersama dengan PT Globalindo Intimates. Dia mengatakan, PT Globalindo Intimates merupakan produsen pakaian dalam wanita yang telah menembus pasar ekspor.

"Diklat ini kami dorong untuk bisa menjalin kerja sama dengan industri. Contohnya adalah Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta berkolaborasi dengan PT Globalindo Intimates," ucapnya.

Sekadar informasi, pada triwulan I-2024, industri TPT mampu menyumbang sebesar 5,84 persen terhadap PDB sektor manufaktur serta memberikan andil terhadap ekspor nasional sebesar 11,6 miliar dolar AS dengan surplus mencapai 3,2 miliar dolar AS.

Industri TPT juga sebagai sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 3,98 juta tenaga atau memberikan kontribusi sebesar 19,47 persen terhadap total tenaga kerja di sektor manufaktur pada 2023.