Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 26 Juni 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa, 25 Juni 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,12 persen di level Rp16.375 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,31 persen ke level harga Rp16.379 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Meskipun data inflasi bulan Mei cukup menggembirakan, namun data tersebut masih menunjukkan tekanan harga masih relatif tinggi.

"Indeks manajer pembelian yang kuat di bulan Juni juga memicu kekhawatiran bahwa kekuatan ekonomi AS akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," ujarnya dalam keterangannya, dikuip Rabu, 26 Juni.

Ibrahim menyampaikan fokus minggu ini adalah pada data indeks harga PCE, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve. Data tersebut akan dirilis pada hari Jumat dan diperkirakan akan menunjukkan inflasi sedikit mereda namun tetap jauh di atas target tahunan bank sentral sebesar 2 persen.

Dari sisi internal, Ibrahim menyampaikan Bank Dunia (World Bank) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil pada tahun depan dan tahun-tahun mendatang. Proyeksi ini didorong oleh peningkatan belanja masyarakat, peningkatan investasi bisnis, dan permintaan konsumen yang stabil. Sedangkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan akan mencapai rata-rata 5,1 persen per tahun dari tahun 2024 hingga 2026.

Sedangkan, pertumbuhan rata-rata diperkirakan dapat dicapai meskipun ada tantangan dari meredanya lonjakan harga komoditas, peningkatan volatilitas harga pangan dan energi, dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.

"Keberhasilan kinerja ekonomi Indonesia sebagian besar berkat kerangka kebijakan makroekonomi yang kuat dari pemerintah yang membantu menarik investasi," ujarnya.

Kenaikan harga pangan mengerek inflasi saat ini. Inflasi mencapai 2,8 persen pada Mei 2024, naik dari 2,6 persen pada Januari 2024. Kondisi iklim yang buruk mengurangi panen beras dalam negeri dan mempengaruhi harga pangan secara luas.

Bank Dunia memperkirakan BI akan mulai menurunkan suku bunga tahun depan. Sementara itu, pemerintah meningkatkan belanja sosial dan investasi publik sementara pendapatan menurun karena meredanya lonjakan harga komoditas.

Pada April 2024, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan ke 6,25 persen. Kenaikan suku bunga terjadi saat bank sentral di negara-negara maju menunda penurunan suku bunga kebijakan, sehingga memicu keluarnya portofolio dan arus keluar investasi dan menyebabkan tekanan mata uang di Indonesia dan negara berkembang lainnya.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Rabu, 26 Juni 2024 dalam rentang harga Rp16.320 - Rp16.400 per dolar AS.