Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat. Meskipun rupiah terus mengalami pelemahan, akibat suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS).

"Tentu kita kan melihat ini kan akibat daripada tingkat suku bunga di Amerika, kemudian terkait juga dengan kebijakan terhadap perekonomian Amerika yang relatif baik. Oleh karena itu secara fundamental Indonesia kuat," jelasnya Jumat, 21 Juni.

Airlangga menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tinggi mencapai 5,11 persen pada kuartal I 2024 dan inflasi masih tercatat rendah di 2,8 persen, serta neraca perdagangan Indonesia masih surplus.

"Kemudian juga dari daya saing juga relatif tinggi, kita juga (peringkat daya saing) dari IMD (naik ke posisi) 27 dari 34, loncat 7 poin, Bahkan kita lebih tinggi dari berbagai negara," ujarnya.

Oleh sebab itu, Airlangga menjelaskan secara fundamental indeks keyakinan konsumen baik, PMI (Purchasing Manager’s Index) positif di atas 50, sehingga fundamental Indonesia tetap kuat. Sehingga faktor sentimental regional harus tetap dijaga positif.

Menurut Airlangga ke depan Pemerintah akan tetap menjaga investasi dan mendorong Devisa Hasil Ekspor (DHE). Oleh sebab itu para eksportir diharapkan untuk memasukkan DHE-nya di dalam negeri.

"Tentu yang perlu kita jaga investasi kita harus genjot ke depan, kemudian DHE kita dorong dan kita minta kepada para pengusaha yang ekspornya masih punya devisa di LN untuk dimasukkan ke dalam negeri," ucapnya.

Sebagai informasi, mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Jumat, 21 Juni 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,12 persen di level Rp16.450 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,23 persen ke level harga Rp16.458 per dolar AS.