JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, pembangunan Transmisi Pipa Gas Dumai-Sei Mangkei sepanjang 400 kilometer (km) akan dimulai pada tahun 2025.
"Habis itu (Cisem II), tahun depan kita mulai tuh Dumai-Sei Mangkei," ujar Arifin saat ditemui media di Gedung Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), Kamis 20 Juni.
Terkait alasan percepatan pembangunan pipa transmisi Aceh hingga Riau ini, Arifin menyebut hal ini bertujuan agar industri yang membutuhkan pasokan gas alam cair atau Liquified Natural Gas tidak perlu mengirimkan pasokan gas dari Kilang LNG Tangguh yang berlokasi di Provinsi Papua Barat ke Aceh.
Pasalnya, LNG yang dikirimkan dari Papua ke Aceh harus diubah terlebih dahulu dicairkan kemudian dikirimkan dengan menggunakan kapal.
Ketika pasokan gas tersebut tiba di Arun, LNG tersebut akan diubah kembali menjadi gas, kemudian dikompres kembali saat dibawa ke Belawan Sumatera Utara.
"Kan ongkosnya jadi mahal. Jadi kita pakai gas. Apalagi kalau Andaman produksi itu bisa nyambung kiri kanan," sambung Arifin.
Sebelumnya Arifin juga mengatakan percepatan pembangunan pipa transmisi ini merupakan antisipasi atas temuan raksasa dari Blok Andaman.
"Kita juga harus masih membangun infrastruktur untuk bisa mengakomodasi tambahan pasokan gas-gas dari hasil produksi baru yang bisa dioptimalkan. Jadi proyek transmisi gas Cirebon-Semarang harus diselesaikan di awal tahun 2025. Kemudian kita juga harus memulai program pembangunan transmisi di koneksi antara Dumai dan Sei Mangkei untuk mengantisipasi tambahan produksi dari blok Andaman," kata Arifin yang dikutip Selasa 16 Januari.
BACA JUGA:
Pembangunan infrastuktur gas, sambung Arifin, untuk menampung tambahan produksi gas dari Blok Andaman sehingga pasokan gas untuk kebutuhan domestik dapat lebih terjamin.