JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, pihaknya teng mencari investor yang serius untuk menggarap industri pemurnian atau smelter bauksit.
Arifin mengaku dirinya jengah dengan pengusaha yang bohong terkait kemajuan pembangunan smelter bauksit yang saat ditinjau ternyata masih berupa lapangan dengan pos hansip.
"Kan selama ini kan diboongin aja kita Iya kan? Katanya udah sekian persen, ternyata lapangan bola, sama pos hansip," ujar Arifin kepada awak media yang dikutip Kamis 20 Juni.
Kendati demikian, lanjut Arifin, masih ada beberapa pembangunan smelter yang masih berprogres dengan baik, salah satunya smelter bauksit milik PT Bintan Alumina Indonesia.
Arifin mengatakan dirinya akan melakukan peninjauan ke Smelter Bintan Alumina dalam waktu dekat untuk memastikan progres pembangunan industri pemurnian ini.
"Ada tuh Alumina Bintan itu, jadinya ini kita mau lihat tuh, mau tinjau nanti minggu ke-2 Juli kita mau lihat,” sambung Arifin.
Asal tahu saja, Pemerintah secara resmi melarang ekspor mineral mentah bauksit pada Sabtu 10 Juni 2023.
Kebijakan larangan ekspor bauksit tersebut sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba).
Sementara itu, Indonesia diketahui menargetkan pembangunan 16 fasilitas pemurnian mineral terintegrasi pada tahun 2024.
BACA JUGA:
Adapun total investasi dari 16 smelter tersebut adalah senilai 11,66 miliar dolar AS atau setara dengan Rp183 triliun (asumsi kurs Rp15.716,-).
Plt Dirjen Mineral dan Batu bara (Minerba) Bambang Suswantono dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI memaparkan untuk komoditas bauksit direncanakan sebanyak 7 unit. Untuk komoditas ini, kata Bambang, berproges cukup lambat dengan kisaran 30 hingga 90 persen.
"Adapun total investasi dalam smelter bauksit adalah sebesar 5.583,5 juta dolar AS," ujar Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa, 19 Maret.