JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berencana untuk mengumpulkan pelaku usaha pertambangan bauksit untuk mempercepat pendirian fasilitas pemurnian bauksit (smelter).
Bahlil mengatakan, salah satu permasalahan yang menyebabkan mandeknya pembangunan smelter bauksit adalah kurangnya pembiayaan pembangunan smelter.
"Persoalannya itu sekarang adalah bagaimana kita mendorong agar percepatan. Mungkin salah satu di antaranya adalah pembiayaan kali ya. Saya lagi mengundang nanti teman-teman dari pelaku usaha," ujar Bahlil yang dikutip Sabtu 30 November.
Bahlil mengakui jika pembangunan smelter bauksit masih tertinggal jika dibandingkan dengan komoditas mineral lainnya seperti nikel yang sudah memiliki banyak industri pemurnian
"Memang saya akui bahwa kecepatan hilirisasi nikel jauh lebih cepat dari bauksit," sambung dia.
Ia memastikan akan mendorong pelaku usaha untuk melakukan konsorsium agar pembangunan smelter dapat dilakukan lebih cepat. Bahlil mencontoh pendirian smelter bauksit oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) di Mempawah yang merupakan konsorsium antar-BUMN seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan PT Indonesia Asahan Alumina (Inalum)
" Kan kemarin di Kalimantan Barat kan yang baru kita resmikan yang punya BUMN. Nah mungkin yang lainnya juga kita dorong (konsorsium)," tandas Bahlil.
BACA JUGA:
Sebelumnya Ketua Komite Tetap Minerba Kadin Indonesia Arya Rizqi Darsono menyetujui usulan Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) untuk membentuk konsorsium smelter bauksit.
Arya juga mengusulkan selain membentuk konsorsium, nantinya juga harus dibentuk klaster daerah seperti Klaster Kalimantan Tengah dan Klaster Kepulauan Riau.
"Semua berkumpul sehingga terbentuk konsorsium, sehingga sama-sama berpikir bisa kurangi beban yang ada. Kepentingan kami adalah bagaimana anggota Kadin Kalimantan Barat ini bisa keluar dari struggling mereka dengan ada pembatasan ekspor ini sangat berdampak," ujarnya dalam Mining Zone yang dikutip Senin 15 Juli.
Menurut Arya, konsep ini perlu dimatangkan kembali karena bisa mengatasi permasalahan anggaran yang saat ini sering dihadapi oleh pengusaha bauksit yang kesulitan membangun smelter.