Bahlil: Hilirisasi Cara RI Keluar dari Jebakan Negara Berpenghasilan Menengah
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, hilirisasi adalah cara Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah karena manfaatnya yang besar untuk bisa menggenjot ekonomi dari sumber daya yang ada.

"Tidak ada cara lain untuk Indonesia bisa keluar dari pendapatan menengah. Satu-satunya jalan adalah kita membangun hilirisasi. Sudah cukup kita menjual Tanah Air," kata Bahlil Lahadalia dikutip dari ANTARA, Rabu, 3 Agustus.

Bahlil mengingat, saat ia baru dilantik menjadi Kepala BKPM pada 2019 silam, ia diperintahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyetop ekspor bijih nikel.

Ia pun didemo pengusaha hingga 1,5 bulan kemudian.

Namun, ternyata kebijakan untuk menghentikan ekspor bijih nikel itu berbuah manis karena saat ini industri hilirisasi dengan bahan baku nikel kini mampu mendongkrak kinerja ekspor.

Hilirisasi nikel juga kini diproyeksikan akan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pemain terbesar industri baterai sel untuk kendaraan listrik.

"Ekosistem EV (kendaraan listrik) dan baterai selnya sekarang kita sudah bangun di Indonesia," kata Bahlil Lahadalia.

Saat ini Indonesia sudah berhasil menarik investasi pengembangan baterai kendaraan listrik global, mulai dari LG (Korea Selatan), CATL (China), Foxconn (Taiwan), hingga VW dan BASF (Jerman).

Bahlil mengatakan, pemerintah pada tahun ini juga akan melakukan penataan ekspor bauksit dan timah mentah.

Pemerintah ingin membangun industri hilirisasi kedua mineral tersebut di dalam negeri agar nilai tambahnya bisa diserap di dalam negeri.

"Tidak boleh lagi ekspor (bauksit) mentah dan timah. Timah kita ini, terbesar nomor dua dunia, nomor satu China. Tapi China 80 persen bangun hilirisasi di negaranya. Indonesia, membangun hilirisasi hanya 5 persen. Kita ini eksportir timah terbesar di dunia, harga timahnya dimainkan oleh negara lain. Gila enggak?," ujar Bahlil.

Ia berharap, semua upaya yang dilakukan pemerintah dalam mendorong industri hilirisasi akan mampu mendukung kesejahteraan rakyat sebagaimana tujuan investasi.

"Harapan kita nilai tambah bisa masuk ke Indonesia untuk kemudian mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang punya gajinya lebih baik daripada padat karya," kata Bahlil.