Bambang Brodjonegoro: Indonesia Bisa Jadi Negara Maju saat Berusia 100 Tahun
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro. (Foto: Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah terus berupaya agar Indonesia tidak terjebak dalam middle income trap atau negara berpenghasilan menengah. Sebab, Indonesia di periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat ini bercita-cita menjadi negara maju pada 2024. Salah satu cara yang dilakukan adalah meningkatkan daya saing dari sektor manufaktur.

Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, momen memperingati 100 tahun kemerdekaan dapat digunakan sebagai target Indonesia keluar jadi jebakan negara berpenghasilan menengah. Saat itu, kata dia, Indonesia harus sudah berubah dari negara yang pernah dijajah menjadi negara yang sudah menyejahterakan.

"Sebagai ekonomi yang saat ini nomor 16 di dunia, Indonesia tentunya harus punya cita-cita tadi, lolos dari middle income trap. Tentunya waktu terbaik ada 100 tahun kemerdekaan," tuturnya, dalam webinar Integrated Launching & Kick Off: IBIMA Membantu Mempercepat Pemulihan Ekonomi & Industri Nasional, Selasa, 10 November.

Bambang mengatakan terdapat tiga fase agar Indonesia keluar dari jebakan negara berpenghasilan rendah dan nantinya menjadi negara berpendapatan tinggi. Fase pertama berada di tahun 2016 sampai 2025.

Lebih lanjut, Bambang berujar pada fase ini upaya yang dilakukan pemerintah adalah memperkuat struktur ekonomi sekaligus menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.

"Memperkuat struktur ekonomi salah satunya dengan lebih meningkatkan daya saing dari sektor manufaktur. Jadi ekonomi Indonesia harus mulai dialihkan dari berbasis sumber daya alam menjadi berbasis efisiensi atau pengolahan," tuturnya.

Kemudian, lanjut Bambang, fase kedua di periode 2026 hingga 2035. Fase ini sangat menentukan. Sebab, di fase ini pemerintah ingin ekonomi Indonesia berubah menjadi ekonomi yang berbasis inovasi.

Fase ketiga di periode 2036 hingga 2045. Pada fase ini langkah yang dilakukan adalah modernisasi ekonomi berbasis kualitas dan berkelanjutan.

"Jadi tidak hanya bisa mengolah atau membuat tetapi kita juga bisa menjadi bangsa yang inovatif. Sehingga dalam 10 tahun terakhir sampai 2045 kita harapkan ekonomi kita telah menjadi ekonomi modern yang berbasis kualitas dan berkelanjutan," katanya.

Menurut Bambang, ekonomi berbasis harus mulai dikembangkan lima tahun dari sekarang. Sehingga menjadi ciri khas pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai seterusnya.

"Bahkan saat Indonesia sudah menjadi negara maju, tetap harus melakukan inovasi agar dapat bersaing," tuturnya.

Indonesia, lanjut Bambang, harus mencontoh dua negara yang relatif kecil dari Indonesia tetapi sampai saat ini dianggap sebagai negara paling inovatif dan terkategori negara maju yaitu Korea Selatan dan Swedia.

"Dua negara tersebut meskipun sudah maju dak masyarakatnya mungkin sudah makmur tetapi tidak pernah berhenti melakukan inovasi," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Founder & CEO IBIMA Made Dana Tangkas mengatakan, perlu upaya untuk membangun industri berdikari dan sejahtera. Salah satunya, kontribusi industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di 2030 lebih besar dari 30 persen.

Kemudian, juga perlu kerja sama antara pihak terkait. Hal ini guna mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih kompeten dan berdaya saing.

"Bagi bisnis dan industri dalam membantu percepatan pemulihan kondisi perekonomian dari krisis yang terjadi saat ini, (bisa melalui) pengembangan SDM nasional yang lebih kompeten dan berdaya saing," ucapnya.