Ekspor Baja Meningkat, Mendag: Permintaan dari China dan Malaysia
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (Foto: Humas Kemendag)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyebut neraca perdagangan pada 2020 ini menunjukkan hasil yang baik bahkan mengalami peningkatan. 

Tercatat, sejak Januari hingga September tahun ini terjadi surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar 13,5 miliar dolar AS yang disebabkan karena peningkatan kegiatan ekspor di sektor non migas seperti besi, baja hingga plastik dan barang plastik.

"Memang ini neraca perdaganganan melampaui 2017 dan pencapaian tertinggi sejak 2012. Beberapa komoditas yang mempengaruhi ekspor non migas yang mengalami kenaikan di bulan September 2020 di antaranya besi dan baja, lemak dan minyak hewan nabati, kendaraan dan partnya, kemudian mesin dan perlengkapan elektrik, juga plastik dan barang plastik," kata Agus dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube BNPB, Senin, 9 November.

Beberapa komoditas ekspor yang disebutkannya itu, menyumbang setidaknya 34,02 persen dari total ekspor non migas yang dilakukan Indonesia dan mencatatkan peningkatan akumulatif sebesar 0,7 miliar dolar Amerika.

Agus menjelaskan, peningkatan ekspor baja karena adanya permintaan yang cukup tinggi dari China dan Malaysia. "Peningkatan ini karena mulai pulihnya industri dalam negeri di negara tersebut," tegasnya.

Selain itu, peningkatan ekspor juga terjadi karena naiknya harga crude palm oil (CPO) atau kelapa sawit yang terjadi di pasar internasional termasuk kenaikan komoditas ini di China maupun India.

"Inilah yang kemudian menjadi salah faktor yang menopang kita dan ini merupakan sinyal positif bagi kita," ujarnya.

Lebih lanjut, dia kemudian memaparkan surplus neraca perdagangan ini jelas berpengaruh untuk memberikan sinyal positif dan tren ekspor. Karena ini menunjukkan Indonesia mampu bertahan di tengah pandemi meski dia tak menampik ada tekanan impor yang mendalam.

"Bahan baku tertekan namun tetap kita pertahankan bagaimana memudahkan bahan baku tersebut dan ini pengaruhnya dalam pemulihan ekonomi nasional adalah memberikan motivasi bagi pelaku usaha di dalam negeri," ujarnya.

Surplus neraca perdagangan ini, sambung dia, juga seharusnya dapat meningkatkan ekspor ke luar negeri. Terutama bagi kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

"Jadi ini sangat positif karena PDB kita terhadap konsumsi cukup besar dan ini faktor-fator yang kita dorong," pungkasnya.