JAKARTA - Pemerintah mengatakan situasi pandemi COVID-19 saat ini memberikan keuntungan bagi destinasi pariwisata alam. Sebab, ada tren perubahan tujuan wisata di mana masyarakat menganggap wisata alam rendah risiko dibanding dengan wisata perkotaan. Kondisi ini akan menguntungkan Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatatakan, Indonesia memiliki kekuatan wisata alam yang baik sehingga bisa dimaksimalkan untuk menggaet wisatawan seperti di Danau Toba, Labuan Bajo, Belitung, Bintan, dan Bali.
Lebih lanjut, Wishnutama mengatakan, dibandingkan dengan negara-negara lain Indonesia paling unggul terkait sektor pariwisata alam, misalnya dengan Singapura.
"Kalau wisata yang sifatnya perkotaan seperti Hong Kong, Singapura, Sydney, dan New York kurang diuntungkan karena cenderung berisiko tinggi," katanya, dalam diskusi virtual bertajuk 'Reaktivasi Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Memasuki Adaptasi Kebiasaan Baru', Rabu, 22 Juli.
Wishnutama mengatakan, beberapa daerah destinasi wisata yang memiliki wisata alam mulai mempersiapkan diri menerima turis, khususnya turis dalam negeri terlebih dahulu. Persiapan ini diiringi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin dalam menyambut era kenormalan baru.
BACA JUGA:
Tak hanya itu, kata Wishnutama, pandemi COVID-19 ini telah menggeser tren pariwisata dari wisata massal menjadi wisata berkualitas melalui penawaran pengalaman yang berbeda dari destinasi wisata kepada wisatawan.
"Sebetulnya wisata berkualitas tidak harus seperti gedung pencakar langit. Indonesia punya potensi besar mendorong wisata berkualitas jika mampu mempersiapkannya," jelasnya.
Wishnutama meyakni, sektor pariwisata akan segera pulih dalam waktu dekat seiring dengan upaya keras pemerintah memproduksi vaksin. Apalagi, kata dia, jika bisa diproduksi secara massal dan didistribusi secara baik, maka sektor ini akan pulih dengan cepat.
Di sisi lain, Wishnutama mengakui, pariwisata Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Thailand yang mampu menyambut 55 juta lebih turis mancanegara per tahun. Sedangkan, Singapura 45 juta orang per tahun dan Malaysia 40 juta orang per tahun.
"Indonesia baru 25 juta dan jauh tertinggal, tapi kita punya potensi besar," katanya.
Perluas Konektivitas
Wishnutama mengatakan, karena kondisi ini, pemerintah terus berupaya memperluas konektivitas dan mencari potensi turis dari negara lain yang bisa datang ke Indonesia sambil menciptakan potensi wisata baru yang bisa dipelajari pada saat era digital saat ini melalui teknologi untuk mengamati minat wisata para turis saat ini.
Salah satu upaya yang dilakukab pemerintah untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata yakni dengan menciptakan 10 destinasi pariwisata unggulan di antaranya Danau Toba, Labuan Bajo, dan Candi Borobudur. Namun, upaya itu tersandung di awal tahun setelah wabah virus corona merebak.