Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 berdampak luas dan dalam pada industri pariwisata di seluruh dunia karena anjloknya permintaan dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Indonesia, sebagai salah satu negara pilihan tujuan wisata juga tidak luput terkena imbasnya. Akibat wabah ini, pendapatan negara dari pariwisata juga terjun bebas.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan, penurunan pariwisata disebabkan oleh pemberlakuan berbagai pembatasan perjalanan oleh banyak negara untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS), kata Luhut, bulan Mei tercatat perjalanan wisata turun hampir 100 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara, Bank Indonesia mengeluarkan data bahwa penurunan wistawan berdampak pada devisa yang turun hingga 97 persen.

"BI juga mengatakan devisa pariwisata turun hingga 97 persen yoy (year on year) dari 1.119 juta dolar AS hanya ke 31 juta dolar AS. Penurunan yang luar biasa sakali," ucapnya, dalam diskusi virtual bertajuk 'Reaktivasi Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Memasuki Adaptasi Kenormalan Baru', Rabu, 22 Juli.

Tak hanya itu, Luhut mengatakan, akibat dari menurunnya jumlah kunjungan wiastawan mancanegara maupun domestik ini berdampak juga terhadap ratusan ribu pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang kehilangan pekerjaan.

"Lebih dari 180 ribu tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif merasakan dampaknya. Lebih 2.000 hotel mengalami penghentian operasional," katanya.

Luhut menjelaskan, dampak tersebut kemudian meluas ke segala sektor yang bersinggungan langsung dengan pariwisata. Seperti menurunnya permintaan bahan baku hingga permintaan pasokan minyak.

Demi mencegah situasi tersebut terus berlanjut di kuartal III ini, pemerintah saat ini mengambil langkah mulai menguatkan kembali sektor pariwisata. Kata Luhut, pemerintah akan memaksimalkan kapasitas wisatawan domestik hingga 70 persen.

"Mari kita sama-sama di kuartal ketiga ini coba melakukan turis domestik. Kita coba naikan secara bertahap angka itu hingga ke 70 persen. Indonesia memiliki potensi wisatawan domestik yang sangat besar dengan 300 juta perjalanan setiap tahun," jelasnya.

Sekadar informasi, realisasi devisa dari sektor pariwisata pada 2019 mencapai Rp280 triliun. Meningkat dari capaian 2018 yaitu Rp270 triliun. ekonomi sektor pariwisata berkontribusi pada PDB nasional sebesar 5,5 persen. Jumlah tenaga kerja sektor ini sebanyak 13 juta orang.

Tahun lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia 16,1 juta atau hanya meningkat 1,88 persen dibandingkan 2018. Sebagai pembanding, tahun lalu, jumlah kunjungan turis asing Thailand mencapai 39 juta. Sedangkan, Malaysia cuma butuh sembilan bulan untuk menembus angka 20 juta kunjungan.

Tak ayal, pemerintah berjibaku untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata. Salah satunya dengan menciptakan 10 destinasi pariwisata unggulan di antaranya Danau Toba, Labuan Bajo, dan Candi Borobudur. Namun, upaya itu tersandung di awal tahun setelah wabah virus corona merebak.