Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan bahwa pembelian crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah dan produk turunannya oleh China tidak akan mengganggu pemenuhan pasokan di dalam negeri.

Sekadar informasi, Indonesia dan China telah menandatangani komitmen perdagangan antar kedua negara. Melalui penandatanganan MoU yang ditandatangani hari ini oleh pengusaha sawit Indonesia. Dengan ditandatangani MoU ini, China siap untuk memborong 1 juta ton CPO dari Indonesia.

"Tidak akan mengganggu stok bahan baku minyak goreng di dalam negeri, sehingga kebutuhan minyak goreng tetap terpenuhi. Pemenuhan regulasi dalam negeri tetap diberlakukan," katanya, di Jakarta, Jumat, 11 November.

Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan skema Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) bagi produsen minyak goreng dan industri CPO masih tetap dipertahankan.

"Itu untuk menjamin suplai bahan baku minyak goreng tetap stabil," tuturnya.

Pada Januari-Agustus 2022 ekspor produk kelapa sawit dan turunannya Indonesia ke China mencapai 3,6 miliar dolar AS. Bagi Indonesia, China merupakan merupakan salah satu pasar tujuan ekspor utama produk kelapa sawit Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat statistik yang diolah Kementerian Perdagangan, volume ekspor produk kelapa sawit dan turunannya dari Indonesia ke China pada 2021 mencapai 6,6 juta ton. Nilai ini meningkat 14,17 persen dari tahun sebelumnya.

Pada 2021 nilai ekspor produk kelapa sawit Indonesia ke China mencapai 6,06 miliar dolar AS, melonjak 82,87 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan meningkatnya harga komoditas CPO dunia dalam setahun terakhir.

Adapun total perdagangan Indonesia dan Tiongkok pada 2021 mencapai 109,99 miliar dolar AS, atau tumbuh 54 persen dibandingkan 2020. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Tiongkok yaitu batu bara, besi baja, kelapa sawit, bubur kayu, serta produk kimia.