Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah diketahui tengah mengejar pembangunan infrastruktur jaringan gas pipa yang terbentang dari Sumatera hingga Pulau Jawa.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji mengatakan, pembangunan jaringan pipa ini didasari oleh potensi gas Indonesia yang masih sangat besar dan didukung temuan sumber gas baru dalam beberapa tahun terakhir.

Dengan pembangunan pipa gas ini, kata Tutuka dapat menyalurkan potensi gas bumi yang bersumber dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan WK Andaman Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatera.

"Oleh karena itu pemerintah berupaya keras untuk menyambungkan sampai ke Jawa Timur," ujar Tutuka yang dikutip Rabu, 17 Januari.

Adapun manfaat lainnya adalah mendukung harga gas yang lebih terjangkau dengan toll fee yang lebih rendah. Kemudian memenuhi kebutuhan gas untuk industri, pembangkit listrik, komersil dan rumah tangga serta menghemat biaya hingga triliunan rupiah.

Ia mencontoh dengan program jargas Pipa Cirebon - Semarang yang tersambung ke 300.000 sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai - Sei Mangkei yang tersambung ke 600.000 SR dapat mengurangi subsidi elpiji 3 kg hingga Rp63 miliar per tahun dan hemat devisa impor elpiji Rp1,08 triliun per tahun.

"Juga dapat menghemat biaya masak Rp16 triliun per tahun," sambung Tutuka.

Lebih jauh Tutuka merinci saat ini kementeriannya tengah membangun Pipa Sei Mangke-Dumai (Dusem) yang membentang sepanjang 400 kilometer (km). Adapun studi kelayakan atau feasibility study telah selesai dialkukan dan akan dilanjutkan ke tahap administrasi menuju pelelangan.

Ia menyebut pemerintah juga terus mendorong pembangunan jaringan gas (jargas) di sepanjang area yang dilewati jaringan pipa dengan menggandeng swasta melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Sementara untuk pulau Jawa telah dirampungkan pembangunan pipa Cirebon - Semarang I (Semarang - Batang) yang menelan biaya Rp1,04 triliun. Sedangkan untuk Cisem II yang terbentang dari Batang-Cirebon-Kandang Haur 240 km dalam rencana.

Diketahui sepanjang tahun 2023 realisasi penyaluran gas bumi domestik sebesar 3.745 BBTUD dengan porsi pemanfaatan gas untuk domestik sebesar 68.2 persen lebih besar dibandingkan porsi ekspor.

Tutuka merinci, pemanfaatan gas domestik paling besar untuk industri sebesar 1.515,8 BBTUD atau 40,5 persen.

"Target pemanfaatan gas domestik 2024 sebear 68 persen," pungkas Tutuka.