JAKARTA - Pemerintah belum menjadikan pembangunan jaringan gas trans Kalimantan sebagai prioritas. Pasalnya ada beberapa hal yang masih menjadi peiorioitas pembangunan pemerintah khususnya Kementerian ESDM.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan jika saat ini pihakya masih dalam proses pembangunan tahap dua Cirebon-Semarang, ruas Batang-Kandang Haur Timur yang baru akan dimulai pada Juni tahun ini. Adapun biaya yang digelontorkan untuk proyek ini adalah sebesar R3,34 triliun yang bersumber dari APBN.
"Fokus kita adalah sekarang menuntaskan garis lurus kita dari ujung pulau Sumatera sampai ujung Pulau Jawa, yaitu pipa transmisi dari Aceh sampai ke Jawa Timur. Tetapi pipa ini ada yang masih bolong, yaitu dari Semarang ke Indramayu, kalau di Sumatera dari Dumai sampai Sei Mangkei," ujar Laode yang dikutip Jumat 12 Januari.
Diketahui jika saat ini Pemerintah telah merampungkan pembangunan tahap I pipa Cirebon-Semarang.
Nantinya setelah merampungkan tahap kedua akan dilanjutkan dengan pembangunan pipa Dumai- Sei Mangkei yang diperkirakan rampung pada tahun 2027.
Lebih jauh Laode menjelaskan, alasan lain pipa trans Kalimantan belum menjadi prioritas adalah karena pemerintah masih memprioritaskan wilayah sesuai dengan skala ekonomi dan kebutuhan.
BACA JUGA:
"Kalau Trans Kalimantan sampai saat ini kita belum menjadi PSN, karena memang kita lihat skala ekonominya kan, kebutuhannya di Pulau Jawa dan Sumatera yang paling besar untuk gas," beber Laode.
Laode bilang, setelah pembangunan pipa Sumatera-Jawa rampung, ia memastikan akan ada penambahan penerima jargas di Cisem sebesar 300.000 rambungan rumah tangga (SR), sedangkan untuk pipa Dumai-Sei Mangkei sebanyak 600.000 SR.
"Kalau sudah nyambung, ini semua kebutuhan gas yang ada di berbagai lokasi yang di berbagai lokasi di Sumatera dan Jawa bisa dipasok melalui pipa gas transmisi ini. Demikian juga dengan sumber-sumber yang ada di sekitar Jawa Timur maupun di Aceh yang baru ditemukan bisa lewat pipa ini," pungkas Laode.