Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta kepada pengusaha di sektor minyak dan gas (migas) untuk meningkatkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) guna memacu kemandirian industri nasional.

"Kami sangat mendorong Saipem untuk memenuhi TKDN semaksimal mungkin dan memanfaatkan peralatan dalam negeri. Hal ini tidak hanya akan mendukung industri lokal tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat kapasitas sumber daya manusia kita," kata Arifin dilansir ANTARA, Jumat, 14 Juni.

Arifin menjelaskan, optimalisasi penggunaan TKDN diterapkan karena pelaku sektor migas tersebut mampu memproduksi struktur minyak dan gas untuk kebutuhan domestik dan internasional.

Menurut dia, PT SIKY mempunyai nilai strategis bagi Indonesia karena memiliki cadangan minyak dan gas bumi yang besar seperti di Blok Masela, Blok Andaman, Blok Kutai, dan proyek Carbon Capture Ubadari.

Karenanya, dengan kapasitas produksi yang besar diharapkan melalui peningkatan TKDN, bisa memberikan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia.

"Dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, kami yakin PT SIKY dapat mendukung pelaksanaan proyek-proyek strategis tersebut guna mendukung pemerintah dalam mencapai target peningkatan produksi migas nasional dan kebijakan transisi energi," katanya.

Kepala Satuan Tugas Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyampaikan peningkatan penggunaan TKDN bagi sektor migas ditargetkan bisa mencapai hingga 57 persen.

"SKK Migas berkomitmen untuk terus meningkatkan penggunaan produk dalam negeri yang tahun ini ditargetkan mencapai 57 persen," ujarnya.

Dia menjelaskan, rencana pengadaan barang/jasa hulu migas tahun 2024 mencapai 13,9 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 219 triliun.

Sehingga dengan ditargetkannya TKDN sebesar 57 persen, maka sebanyak Rp124,8 triliun pembelanjaan hulu migas masuk ke dalam pasar domestik.

"Secara ekonomi, ini akan menimbulkan multiplier effect yang sangat besar di pusat maupun daerah, baik pertumbuhan pajak di daerah, lapangan kerja dan tentu saja kapasitas industri dalam negeri yang semakin kuat", ujarnya.

Saat ini, total tenaga kerja di SIKY berjumlah lebih dari 4.000 orang, dari total itu lebih dari 90 persen di antaranya adalah warga negara Indonesia.

Selain menyerap tenaga kerja lokal, perusahaan itu menjadi industri terpenting di Pulau Karimun karena memberikan dampak berkelanjutan yang baik untuk kesejahteraan masyarakat.