Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 4 Juni diperkirakan akan kembali bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin, 3 Juni 2024, Kurs rupiah spot ditutup menguat 0,14 persen ke level Rp16.230 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,15 persen ke level harga Rp16.225 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) meningkat 0,3 persen bulan lalu, kenaikan ini menyamai penaikan yang belum direvisi pada bulan Maret.

"Pembacaan inflasi utama yang selaras membuat para pedagang meningkatkan posisi untuk penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September," jelasnya dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 4 Juni.

Ibrahim menyampaikan The Fed telah menaikkan biaya pinjaman sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022 dalam upaya untuk mengurangi permintaan di seluruh perekonomian.

Selain itu, pasar keuangan awalnya memperkirakan penurunan suku bunga pertama akan dilakukan pada bulan Maret, namun kemudian diundur ke bulan Juni dan sekarang ke bulan September.

Menurut Ibrahim fokus minggu ini adalah pada keputusan suku bunga di Eropa dan Kanada. Baik Bank Sentral Eropa maupun Bank Sentral Kanada diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga, yang berpotensi memicu pelonggaran moneter di seluruh dunia.

"The Fed juga akan mengadakan pertemuan minggu depan, meskipun bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil," tuturnya.

Dari sisi internal, tingkat inflasi Indonesia pada Mei 2024 mencapai 2,84 persen YoY. Nilai ini lebih rendah dibandingkan posisi April sebesar 3 persen. Sedangkan secara bulanan, Indonesia pada Mei 2024 mengalami deflasi.

Adapun, penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pangan dan energi. Kemudian, momen Ramadan dan Idulfitri yang telah usai membuat harga sektor pangan mengalami deflasi.

Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan bahwa inflasi ini menjadi perhatian serius bagi otoritas moneter dalam mengambil kebijakan. BI memperkirakan inflasi berada dalam rentang 2,5 persen plus minus 1 persen.

BI juga meyakini inflasi inti dapat terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang terkendali sejalan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi.

Meski demikian BI memperkirakan inflasi volatile food diprakirakan juga kembali menurun seiring peningkatan produksi akibat masuknya musim panen dan dukungan sinergi pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Dia menjelaskan Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan moneter pro-stability dan meningkatkan sinergi kebijakan dengan Pemerintah Pusat-Daerah sehingga inflasi tahun 2024 dan 2025 tetap terkendali dalam sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa, 4 Juni 2024 dalam rentang harga Rp16.220 - Rp16.270 per dolar AS.