Bagikan:

JAKARTA - Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS digoyang oleh situasi eksternal yaitu Ekskalasi ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah karena Israel dan Ukraina karena Rusia, dan sikap the Fed yang tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuannya melihat data inflasi AS yang masih belum stabil turun ke target 2 persen.

"Ketegangan geopolitik ini bisa merembet ke perekonomian global yaitu menimbulkan gangguan suplai sehingga meningkatkan inflasi dan memicu pelambatan ekonomi global. Ini menyebabkan pelaku pasar masuk ke aset aman di dollar AS dan juga emas," jelasnya kepada VOI, Selasa 2 April 2024.

Ariston menyampaikan The Fed masih menyuarakan kehati-hatian dalam menurunkan suku bunga acuannya karena data-data ekonomi AS terlihat masih cukup solid dan bisa mendorong kenaikan inflasi lagi.

"Semalam data PMI manufaktur versi ISM menunjukkan level ekspansi setelah 16 bulan dalam kontraksi. Sikap the Fed Ini menyebabkan yield obligasi AS masih berada di level tinggi sehingga masih menarik bagi pelaku pasar untuk berinvestasi di aset-aset AS," jelasnya.

Menurut Ariston belum lagi, isu Pilpres AS dimana ada proyeksi Donald Trump akan menang bila dihadapkan dengan Biden. Sehingga Dolar berpotensi menguat bila Trump berkuasa karena kebijakan Trump yang US centric.

Ariston menyampaikan sentimen dari dalam negri, yaitu defisit current account yang dialami saat ini menjadi penekan rupiah karena kebutuhan dollar meninggi.

Adapun, isu kenaikan inflasi dan prospek inflasi ke depan juga bisa menjadi penekan rupiah karena inflasi ini akan menurunkan daya beli dan melambatkan pertumbuhan ekonomi.

"Dengan faktor di atas, peluang pelemahan masih terbuka. Peluang ke atas Rp16.000 pun masih terbuka," ujarnya.

Ariston mengatakan pada nanti malam, data ekonomi AS bisa menjadi mover untuk pergerakan rupiah vs dollar AS yaitu data jumlah lowongan pekerjaan dan data pesanan pabrik.

Menurut Ariston bila kedua data ini menunjukkan perbaikan, rupiah bisa melemah lagi terhadap dolar AS dan sebaliknya.

Ariston memperkirakan pergerakan rupiah pada Rabu 3 April 2024 akan berada dikisaran Rp15.850-Rp16.000.

Sebagai informasi berdasarkan Bloomberg, rupiah spot ditutup melemah tipis 0,02 persen ke level harga Rp 15.897 per dolar AS pada perdagangan hari, Selasa 2 April 2024. Senada, rupiah pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) turun 0,01 persen ke level Rp 15.897 per dolar AS.