Bagikan:

JAKARTA - Pengamat Ketenagakerjaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Tadjudin Nur Effendi menilai kebijakan pemotongan gaji untuk Tapera atau Tabungan Perumahan Rakyat sebesar 3 persen sangat memberatkan para pegawai dan buruh.

"Jadi kebijakan ini menurut saya tidak bijak, dan kebijakan itu harus menguntungkan segala pihak," jelasnya kepada VOI, Selasa, 28 Mei.

Effendi menyebut, dengan adanya kebijakan Tapera akan memberatkan pekerja lantaran sudah ada kewajiban pada pekerja untuk membayar iuran bulanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan.

"Ya kasihan lah jadi pekerja-pekerja kita, sudah dipotong BPJS tenaga kerja, BPJS kesehatan ditambah lagi BP Tapera tabungan perumahan belum lagi yang lain seperti bayar uang sekolah anaknya," tuturnya.

Effendi mempertanyakan iuran Tapera ini sebenarnya peruntukannya untuk siapa lantaran jika para pekerja sudah memiliki rumah apakah akan dikenakan pemotongan.

"BP Tapera ini kaga jelas karena sebenarnya ini untuk siapa? katanya gotong royong untuk membantu mereka yang kaga punya rumah, tapi kan masalahnya, ada unsur kewajiban. Bagaimana kalo saya sudah punya rumah, apakah gaji saya tetap dipotong, bagaimana kalau saya sudah ambil KPR apakah akan tetap dipotong," jelasnya.

Selain itu, Effendi mempertanyakan kembali berapa lama tabungan tersebut berlangsung dan kapan dapat mengambil kembali uang iuran tersebut.

"Ini kesannya lebih banyak moderatnya daripada baiknya. Ini kaga jelas ini kan untuk perumahan untuk mereka yang belum punya rumah, tapi bagaimana dengan mereka yang sudah punya rumah apakah tetap ditarik kewajiban tabungan tersebut, kemudian jika dia sudah punya rumah keuntungan apa yang didapat setalah ikut Tapera," tuturnya.

Effendi berharap ke depannya pemerintah dapat menjelaskan secara rinci terkait kebijakan tersebut dimana letak manfaat bagi pekerja yang sudah memiliki rumah dan kapan bisa diambil iuran tersebut. Lantaran sudah banyak kebijakan sebelumnya dana yang dipotong kaga jelas peruntukannya.

"Mudah-mudahan nanti pemerintah menjelaskan apakah akan tetap ditarik atau tidak jika sudah memiliki rumah lantas posisi tabungan Tapera nanti seperti apa dan bagaimana. Pengalaman kita sudah banyak yang tidak beres seperti jamsostek tidak jelas dana nya, askes juga begitu tidak jelas sempat dipotong cukup lama," pungkasnya.