JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan pesan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), bahwa media massa dan insan pers harus menjadi sistem koreksi untuk bangsa. Ia juga mengingatkan agar media massa tidak menjadi alat pemecah bangsa.
Hal tersebut disampaikan Erick saat meresmikan Pusat Cagar Budaya Antara atau Antara Heritage Center di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Mei.
“Penting sekali media jangan menjadi alat pemecah belah bangsa, tetapi justru menjadi sebuah koreksi sistem yang sehat,” kata Erick.
Tak hanya itu, Erick juga menyampaikan permintaan Jokowi agar media bisa berperan sebagai check and balance dan memberikan pemberitaan yang baik.
“Sehingga masyarakat bisa belajar daripada kebebasan pers yang ada di Indonesia, apalagi Indonesia adalah negara demokrasi,” jelasnya.
Erick juga bilang media massa harus bisa mengikuti perkembangan industri untuk tetap mempertahankan eksistensinya sebagai penyedia informasi untuk masyarakat.
“Salah satu tantangan industri pers masa kini adalah pentingnya menjaga ketepatan informasi, sekaligus menjaga ketepatan informasi, dan menjaga kualitas informasi agar tepat dan akurat. Bahkan harus mampu meluruskan informasi yang keliru,” ujar Erick.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi berpesan agar Perum LKBN Antara yang telah berdiri sejak 1937 untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan industri media saat ini.
SEE ALSO:
“Saya yakin Antara bisa beradaptasi terhadap semua perkembangan yang terjadi,” ucap Budi.
Tak hanya itu, Budi juga meminta media massa dan insan pers untuk mendukung pencapaian target Indonesia Emas 2045 mendatang.
“Ini tugas Antara untuk terus memberi semangat, motivasi, dan pemahaman kepada masyarakat bahwa waktu yang tepat bagi Indonesia untuk menjadi negara maju adalah di tahun 2045 dengan segenap dukungan dan daya upaya dari seluruh masyarakat,” ujar Budi.