JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menitipkan masa depan Indonesia kepada 2.700 pegawai baru BUMN agar dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional mengingat sepertiga ekonomi Indonesia digerakkan oleh BUMN.
"Pemimpin masa depan harus punya visi, misi, dan mental yang sama. Kita (Indonesia) harus bisa berdiri sejajar dengan mereka (bangsa lain)," ujar Erick Thohir saat menghadiri Inaugurasi Rekrutmen Bersama BUMN di Tennis Indoor Stadium Senayan, Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 2 Agustus.
Erick Thohir mengatakan penggabungan rekrutmen seluruh BUMN secara bersama merupakan program pertama kali yang bertujuan agar setiap generasi muda penerus BUMN saling mengenal satu sama lain.
Menurutnya, rekrutmen bersama itu juga mendorong transformasi karena kesuksesan BUMN lahir dari budaya dan karakter setiap individu di dalamnya, baik pemimpin maupun semua pegawai dari yang muda sampai tua.
"Banyak transformasi gagal karena bisnis model hanya sekedar blue print. Padahal yang paling penting dalam transformasi adalah pembangunan karakter manusia," kata Erick Thohir.
Lebih lanjut ia menyampaikan fondasi pembangunan karakter AKHLAK yang sekarang ditanamkan dan diterapkan sejak dini melalui program bela negara bertujuan supaya pegawai baru BUMN punya kebersamaan, daya juang tinggi, dan juga mengerti tugas pokok dan fungsi bekerja di BUMN.
Ia mengungkapkan bekerja di perusahaan pelat merah tidak mudah karena harus memastikan BUMN selalu sehat mengingat kontribusi BUMN adalah sepertiga ekonomi di Indonesia.
BACA JUGA:
"BUMN harus menjadi keseimbangan bila terjadi kesenjangan. Kita harus bisa mengintervensi ketika terjadi pasar yang terdisrupsi, kita harus berani bersaing dengan perusahaan global," tegas Erick Thohir.
Ia berpesan kepada pegawai baru BUMN untuk menjaga perusahaan-perusahaan pelat merah agar selalu sehat. Jika BUMN sakit, lanjutnya, BUMN tidak mungkin bisa mengintervensi dan menjaga keseimbangan perekonomian nasional.
Erick Thohir menitipkan program transformasi BUMN kepada para pegawai baru BUMN agar tidak terjebak dengan trofi untuk pribadi dan menjelekkan kepemimpinan sebelumnya. Program yang sudah bagus harus dilanjutkan dan program yang tidak bagus dihentikan.
"Ini namanya kontinuitas supaya Indonesia atau transformasi BUMN berkelanjutan siapapun menterinya, siapapun direksinya, siapapun sesmen dan deputinya," pungkas Menteri BUMN itu.