Dukung UMKM, Pemerintah Ubah Sarinah Jadi 100 Persen <i>Local Brand</i>
Ilustrasi gedung Sarinah (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah semakin serius untuk mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk bangkit dan berkembang.

Berbagai upaya dilakukan, salah satunya adalah dengan program gerakan nasional bangga buatan Indonesia (BBI). Tujuannya, agar masyarakat mencintai produk lokal dan membantu sektor tersebut.

Terbaru, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggaungkan kampanye benci produk asing.

Seruan tersebut sebagai bentuk peran negara untuk memberi peluang lebih besar kepada produk lokal.

Karena itu, Jokowi meminta ruang strategis di area publik dan pusat-pusat perdagangan milik swasta diberikan kepada UMKM ketimbang produk impor baik di pusat perbelanjaan maupun platform perdagangan digital.

"Jangan sampai ruang depan, lokasi-lokasi strategis, justru diisi dari brand-brand dari luar negeri, ini harus mulai digeser. Mereka digeser ke tempat yang tidak strategis. Tempat yang strategis, lokasi yang baik berikan ruang untuk brand-brand lokal," ucapnya, Kamis, 4 Ferbuari.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa dan sebagai pasar yang sangat besar, seharusnya dimanfaatkan agar masyarakat lebih loyal dan mencintai produk-produk buatan bangsa.

Karena itu, Jokowi meminta branding harus melekat agar masyarakat lebih mencintai produk-produk asli buatan Indonesia dibanding produk luar negeri.

"Sehingga betul-betul masyarakat kita menjadi konsumen yang loyal untuk produk-produk Indonesia," katanya.

Sarinah 100 persen untuk brand lokal

Menindaklanjuti keinginan Jokowi, Menteri BUMN Erick Thohir berencana mendorong produk-produk dalam negeri lewat PT Sarinah (Persero). Dia juga berencana membuka akses pasar produk dalam negeri ke pasar internasional.

"Sarinah kita ubah 100 persen local brand, tapi kita tahu binis ritel ini sunset, kalau kita tidak punya akses pasar yang kuat juga berat. Karena itu sejak awal kita bilang Sarinah selain kita punya lokal brand yang dikurator tapi juga dibantu pembiayaannya," katanya dalam rapat kerja nasional Hipmi, Jumat, 5 Maret.

Erick menyatakan pengusaha yang menjual produknya di Sarinah akan dibantu dalam pemasarannya. Sebab, ia sadar penjualan produk lokal akan sulit jika tak ada akses pasar.

"Makanya nanti di Gedung Sarinah itu ada trading house di atas langsung, jadi orang lihat barang di bawah ada batik bagus 10 biji, orang Jepang mau beli gimana buat jadi licensor beli 2 kontainer langsung transaksi di atas dan ini semua digital," ucapnya.

Targetkan Sarinah bawa 10 produk UMKM mendunia

Seperti diketahui, PT Sarinah (Persero) melakukan kerja sama dengan Dufry dan grup industrilis Omega Mexico di KBRI Mexico City. Dufry merupakan perusahaan terkemuka di bidang travel retail dengan lebih dari 2400 gerai di 400 lokasi di dunia.

MoU ini secara garis besar merumuskan beberapa peluang bisnis yang saling menguntungkan bagi perusahaan dan yang paling strategis adalah Sarinah sebagai satu-satunya BUMN retail dalam klaster pariwisata dan pendukung merintis pasar internasional dalam kerangka perdagangan multilateral.

Model kerja sama seperti ini diarahkan untuk mewujudkan identitas bangsa yang kaya keberagaman ini melalui showcase atau memamerkan secara permanen dipasar-pasar retail premium dunia.

Beberapa manfaat lain yang tertuang dalam Nota Kesepahamam ini adalah tersedianya Indonesian Corner dan House of Indonesia di berbagai gerai dan pusat perbelanjaan yang merupakan jejaring Dufry di dunia.

Dengan kerja sama tersebut, Erick berharap, Sarinah juga dapat menitikberatkan pada kurasi dan seleksi produk UMKM dan Nusantara yang premium, kualitas dunia serta yang sesuai dengan minat dan selera pasar kategori produk-produk duty-free dunia.

Lebih lanjut, Erick mengatakan Sarinah yang akan masuk ke liga pasar retail dan duty-free internasional juga perlu meningkatkan kapasitas baik kelembagaan maupun SDM melalui proses scouting dan pembelajaran manajemen retail dunia dari Dufry.

"Untuk tahap pertama saya targetkan setidaknya ada 10 produk unggulan Indonesia yang bisa dipasarkan melalui kerjasama ini dan nantinya diharapkan semakin terbuka lagi peluang produk lokal dan UMKM go global," ucap Erick Thohir, Senin, 9 November 2020.