JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa dalam setiap membangun kerjasama, khususnya dengan pihak mancanegara, perlu dipastikan bahwa poin strategis produksi teknologi harus berada di Indonesia.
Menurut Presiden, hal tersebut merupakan bagian dari siasat akuisisi teknologi yang bisa mempercepat proses penguasaan secara mandiri.
“Perintah ini bukan hanya kepada BPPT tetapi kepada seluruh jajaran kabinet, terutama Menko Maritim dan Investasi, Menko Perekonomian, Menteri perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri BUMN, dan Kepala BKPM,” ujarnya secara virtual di Istana Merdeka Jakarta, Senin, 8 Maret.
Untuk itu, dia menginstruksikan kepada jajarannya untuk menyiapkan strategi akuisisi tersebut agar bisa diimplementasikan secara cepat di dalam negeri.
“Ini penting sekali agar tidak hanya membeli produk jadi yang akhirnya membuat kita berpuluh-puluh tahun tidak bisa membuat teknologi itu. Tolong digaris bawahi, harus membuat kerjasama teknologi di Indonesia yang melibat para teknolog Indonesia , sehingga proses transfer pengetahuan dan transfer pengalaman bisa berjalan,” tegas Presiden Jokowi.
Seperti yang telah diberitakan VOI sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terus membangun komunikasi dengan produsen mobil listrik berteknologi canggih Tesla.
Sejauh ini, perusahaan milik Elon R. Musk tersebut baru mengungkapkan minat serius untuk membangun kerjasama dalam bidang pengembangan baterai lithium. Banyak pihak berharap Luhut bisa menarik investasi Tesla lebih besar dengan membangun fasilitas produksi ke Indonesia.
BACA JUGA:
Meski demikian, dia menegaskan bahwa tidak pernah menyebut produsen mobil listrik itu akan berinvestasi membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.
"Jadi kami tidak pernah bicara (Tesla akan bangun) pabrik mobil," tuturnya beberapa waktu lalu.
Luhut menambahkan, Tesla saat ini masih mempertimbangkan untuk investasi di Indonesia pada enam sektor di antaranya starlink, launching pad, hypersonic, baterai lithium, dan stabilizer energi.
"Kami pastikan negosiasi masih berlangsung," sebutnya.
Untuk diketahui, Elon Musk memilih India sebagai basis produksi Tesla untuk wilayah pemasaran di Asia. Selain itu, keputusan tersebut sekaligus menjadikan India negara pertama di luar Amerika yang dipercaya memproduksi mobil listrik tersebut.