JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) berupaya meningkatkan literasi keuangan digital dengan menyelenggarakan side event 57th APEC SMEWG, Policy Dialogue on Advancing Financial Inclusion for MSMEs: Understanding the Important Role of Digital Financial Literacy, untuk meningkatkan inklusi keuangan bagi pelaku UMKM.
Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing Kemenkop UKM Herbert HO Siagian mengatakan, saat ini ketahanan bisnis UMKM merupakan isu yang penting mengingat porsi UMKM sebesar 97 persen dari seluruh bisnis dan mempekerjakan lebih dari separuh tenaga kerja di seluruh ekonomi APEC.
Dengan jumlah UMKM yang besar tersebut, apabila didukung oleh ekosistem digitalisasi maka kontribusinya akan mendorong peningkatan potensi terhadap PDB.
"Tujuan dari forum policy dialogue ini adalah menyediakan forum bagi Ekonomi APEC untuk berbagi pengalaman kebijakan dan pembelajaran tentang bagaimana UMKM dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam memanfaatkan perangkat digital untuk mengakses layanan keuangan," ujar Herbert dalam keterangan resminya, Rabu, 24 April.
Herbert berharap, forum ini dapat mengatasi masalah akses UMKM terhadap keuangan dengan memungkinkan UMKM melakukan transformasi digital untuk inklusi keuangan yang lebih baik. Mengingat, UMKM dinilai dapat menjadi motor akselerasi pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, akses terhadap keuangan merupakan aspek penting dalam pengembangan, pertumbuhan dan kesuksesan UMKM. Namun sayangnya, kata Herbert, sebagian besar UMKM masih menghadapi masalah dalam mengakses keuangan, seperti kurangnya informasi dan akses terhadap layanan keuangan, kurangnya kemampuan digitalisasi dan kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan keuangan.
Oleh karena itu, UMKM perlu diberikan dukungan kebijakan dan kemauan UMKM untuk bertransformasi secara digital. Menurutnya, membekali keuangan digital sangat penting dalam meningkatkan literasi digital pelaku usaha.
"Digitalisasi menjadi kunci dalam rangka meningkatkan kemampuan UMKM untuk mengembangkan dan memperluas akses mereka ke lembaga keuangan, termasuk sistem pembiayaan digital," katanya.
Pada kesempatan sama, Director Trade and Economic Analysis Office of the Chief Economist Global Affairs Canada dan sekaligus Chair APEC SMEWG Aaron Sydor menyebut, ada empat elemen penting dalam meningkatkan literasi digital untuk UMKM.
Pertama, pemberian akses kepada modal dan sumber pembiayaan lainnya. Kedua, akses kepada jasa keuangan. Ketiga, akses kepada liberasi keuangan digital.
"Dan yang keempat adalah akses kepada inklusif keuangan," ucapnya.
Senada, Head of the Unit on SME and Entrepreneurship Transformation OECD Lucia Cusmano mengatakan, penekanan untuk mencapai inklusi keuangan terdapat pada pendidikan keuangan.
BACA JUGA:
"Tanpa adanya pendidikan keuangan yang membukakan literasi digital, inklusi keuangan lebih lanjut tidak akan tercapai," tuturnya.
Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Kemenkop UKM Henra Saragih menambahkan, forum Tema APEC Policy Dialogue sejalan dengan area prioritas ke-4 APEC SMEWG Strategic Plan for 2021-2024, yakni "Access to finance and alternative financial solutions" serta Keketuaan Peru pada APEC 2024 yakni Empower, Include dan Grow. Khususnya untuk area prioritas kedua, yaitu innovation and digitalization to promote transition to the formal and global economy.
"Iniasasi project APEC Policy Dialogue merupakan langkah awal Kemenkop UKM dalam upaya mengeskalasi komitmen Indonesia serta mengambil manfaat konkret forum kerja sama regional bagi UMKM di kawasan, baik sekarang maupun di masa mendatang," imbuhnya.