Harga Barang Cenderung Dinilai Stabil Saat Mudik Lebaran
Ilustrasi UMKM (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Aloysius Budi Santoso membeberkan bahwa harga barang cenderung stabil saat mudik Lebaran maupun jelang hari raya Idulfitri.

Hal ini didukung oleh melimpahnya stok barang di produsen sehingga tidak akan memicu kenaikan harga. Namun, apabila terjadi lonjakan harga pun nantinya hanya bersifat musiman (seasonal).

“Tidak akan naik kalaupun naik mungkin naik yang sifatnya seasonal dan sebentar sehingga tidak akan terlalu tinggi karena di pasar kan juga barang-barang cukup ada dan melimpah," katanya, Senin 8 April.

"Jadi makanan atau kemudian pakaian dan seterusnya kalaupun ada kenaikan demand nanti dengan supply yang cukup berlimpah maka harga akan mengikuti mekanisme pasar saja,” sambung Aloysius.

Aloysius menyebut bahwa harga tidak akan secara tiba-tiba dinaikkan oleh pedagang, terlebih banyak kompetitor yang menawarkan harga yang lebih murah dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih bagus. Bahkan, dia menilai stabilitas harga barang cenderung terjaga sejak tahun lalu di masa Ramadan.

Harga barang di tahun ini dengan tahun lalu relatif sama-sama terkendali. Meskipun tidak bisa dipungkiri, tahun ini ada yang sedikit berbeda, yakni ada proses kontestasi Pemilu 2024. Namun demikian, dampaknya ke riil ekonomi tidak begitu berarti sehingga semuanya dapat dikendalikan dengan baik.

“Jadi menurut saya tahun lalu dan tahun ini relatif sama hanya bedanya kembali magnitude pergerakan orangnya tahun ini lebih besar dari tahun lalu. Ini tentu akan menimbulkan dampak ekonomi yang lebih besar dan lebih luas menurut hemat saya karena tadi bayangkan 190 juta orang bergerak, tahun lalu kan tidak sampai segitu, itu perkiraan,” ujar dia.

Di sisi lain, tambah Aloysius, justru yang mengalami lonjakan harga di sini adalah tiket transportasi. “Kalau tiket transportasi hukum pasar juga ya karena tiket pesawat maupun kereta terbatas, sementara yang mau pulang begitu banyak ya udah, tetapi kalau barang saya kira tidak,” ujar Aloysius.

Apindo menilai masa mudik Lebaran akan menggenjot pertumbuhan ekonomi baik di daerah maupun secara nasional. Aloysius memandang bahwa dampak multiplier effect-nya akan sangat besar karena ada sekitar 190 juta orang yang bergerak dari satu titik ke titik yang lain, khususnya dari kota-kota besar ke kampung halaman atau daerah.

“Saya melihat bahwa ini terjadi sebuah redistribusi uang atau ekonomi, uang kan berarti ekonomi, dari kota-kota besar ke daerah yang lebih kecil. Dengan demikian dalam kesempatan ini dimana juga kita punya libur yang cukup panjang sembilan hari, maka daerah yang paling diuntungkan sebetulnya,” beber Aloysius.

Menurut Aloysius, daerah yang paling diuntungkan dari masa mudik Lebaran karena ada perputaran uang ke banyak daerah dari kota-kota besar sehingga diharapkan ekonominya akan menguat dan lebih bergeliat. Efeknya, tentu akan berdampak kepada ekonomi secara nasional.

Terlebih, total pemudik pada 2024 ini mencapai 190 juta orang. Angka itu bukan jumlah yang kecil, melainkan angka yang sangat besar, melebihi setengah dari total penduduk di Indonesia.