Bagikan:

JAKARTA - Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Bocimi menuju pintu keluar Gerbang Tol (GT) Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, yang longsor diketahui belum genap satu tahun diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni pada 4 Agustus 2023.

Lantas, hal itu memantik pertanyaan warganet mengenai penyebab longsornya jalan tol tersebut, seperti dikutip dari akun X @wkurniawan***: Ini sudah saya duga dan pasti akan longsor. Karena sebagian besar Tol Bocimi adalah lereng gunung dan bukit yang dibelah. Tentunya yang harus bertanggung jawab Kementerian PUPR terutama divisi yang terkait dengan studi kelayakan dan AMDAL.

Mengutip modul pemeliharaan drainase jalan Kementerian PUPR, Kamis, 4 April, berbagai hal bisa menyebabkan gagal berfungsinya gorong-gorong, pertama akibat kesalahan desain, kesalahan penempatan dan kesalahan pelaksanaan konstruksi, yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Penempatan kedalaman yang kurang tepat dan aman terhadap permukaan jalan, sehingga rusak atau patah akibat beban lalu lintas.

2. Jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong kurang memenuhi syarat untuk dapat menahan beban lalu-lintas. Bila tidak kuat, gorong-gorong akan patah dan permukaan jalan akan amblas. Sehingga, air tidak mengalir melalui gorong-gorong dan ini mengurangi fungsi kemiringan melintang perkerasan jalan sebagai drainase permukaan jalan.

3. Penentuan dimensi gorong-gorong tidak sesuai dengan kriteria desain yang telah ditetapkan, sehingga kemungkinan debit yang masuk ke dalam gorong-gorong lebih besar melebihi kapasitas gorong-gorong. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya genangan pada permukaan jalan dan gorong-gorong rusak.

4. Penetapan lokasi gorong-gorong tidak memperhatikan aliran dari daerah sekitarnya atau aliran alamiah, termasuk penetapan lokasi inlet dan outlet gorong-gorong. Sehingga, ini dapat menyebabkan terjadinya genangan pada permukaan jalan dan gorong-gorong rusak.

5. Kemiringan gorong-gorong tidak sesuai dengan kriteria desain yang telah ditetapkan, yang mana kemiringan yang terbaik antara 0,5 persen sampai 2 persen dan tergantung pada lokasinya.

6. Penempatan gorong-gorong tidak melihat kondisi di lapangan. Sementara, gorong-gorong yang berfungsi juga untuk drainase bawah permukaan jalan dan atau termasuk drainase lingkungan, maka penempatannya adalah tergantung dari kondisi terrain-nya.

Kesalahan penempatan dan desain gorong-gorong dapat diidentifikasi dari terjadinya genangan air atau banjir pada lingkungan di sekitar jalan, termasuk badan jalan yang mengakibatkan kerusakan konstruksi jalan.

Terakhir, setelah kemiringan melintang, selokan samping dan gorong-gorong adalah drainase saluran penangkap (catch ditch) tidak berfungsi dengan baik. Tidak berfungsinya saluran penangkap disebabkan oleh adanya erosi tebing di atas saluran tersebut, sehingga menyebabkan tersumbat.

Hal itu menyebabkan meluapnya air dari saluran melalui tebing di bawahnya yang selanjutnya akan masuk ke selokan samping. Air luapan dari saluran penangkap akan mengakibatkan erosi dan menyebabkan rusaknya tanah tebing baik yang ada di atas maupun bawahnya.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima VOI, PT Waskita Toll Road (WTR) menyebutkan longsor yang terjadi di Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) KM 64, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, arah Sukabumi akibat gerusan air saat hujan deras pada Rabu malam, 3 April.

"Diduga longsor terjadi karena gerusan air akibat curah hujan yang lebat di sekitar lokasi," kata Corporate Secretary PT Waskita Toll Road Alex Siwu, dikutip Kamis, 4 April.

Menurut Alex, adapun area yang terdampak bencana longsor yakni lajur I mainroad Jalan Tol Bocimi. Akibatnya, ada satu unit mobil berisikan dua penumpang terperosok ke areal jalan yang longsor.

Antisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan akses arah dari Parungkuda menuju Ciawi ditutup sementara untuk menghindari potensi atau terjadinya longsor susulan. Maka dari itu, pihaknya meminta kepada pengendara untuk memahami aturan ini demi keselamatan.

"Kendaraan dari arah Ciawi menuju Parungkuda dialihkan keluar di Cigombong. Adapun akses dari arah Parungkuda menuju Ciawi ditutup sementara guna menghindari potensi longsor tambahan," ujarnya.

Diketahui, Presiden Jokowi telah meresmikan Jalan Tol Bocimi Seksi 2 Cigombong-Cibadak sepanjang 11,90 kilometer (km).

"Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim pada pagi hari ini saya resmikan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2 ruas Cigombong-Cibadak di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat," ucap Jokowi saat memberikan sambutannya di Gerbang Tol Parungkuda, Jumat, 4 Agustus 2023.

Jokowi mengatakan, Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2 ini juga merupakan bagian dari kado pemerintah untuk Provinsi Jawa Barat, khususnya masyarakat Sukabumi dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 RI.

Selain itu, kata Jokowi, pastinya masyarakat dari Jakarta dan sekitarnya akan semakin cepat berwisata ke Sukabumi dengan beragam pilihan pariwisata yang ada di sana.

"Seperti menuju ke Pelabuhan Ratu, Geopark Ciletuh, Ujung Genteng ataupun ke Gunung Gede yang memangkas jarak tempuh. Jika dari Jakarta ke Sukabumi menghabiskan waktu biasanya sampai 5 jam sekarang adanya jalan tol ini hanya kurang lebih 2,5 jam saja," tuturnya.

Sekadar informasi, Jalan Tol Bocimi terdiri dari empat seksi dengan total panjang 53,6 km yang menghubungkan Kota Bogor dan Kabupaten Bogor dengan Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi.

Seksi 1 Ciawi-Cigombong sepanjang 15,35 km sudah beroperasi sejak Desember 2018. Lalu, Seksi 2 Cigombong-Cibadak sepanjang 11,90 km yang mulai dioperasikan pada 6 Agustus 2023.

Kemudian, Seksi 3 Cibadak-Sukabumi Barat sepanjang 13,70 km dan Seksi 4 Sukabumi Barat-Sukabumi Timur sepanjang 13,05 km yang kini masih dalam tahap pembebasan lahan.

Adapun Kementerian PUPR optimistis konstruksi Jalan Tol Bogor- Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi dapat segera rampung.

Pembangunan Jalan Tol Bocimi diyakini dapat segera rampung usai PT Trans Jabar Tol yang merupakan anak usaha PT Waskita Toll Road (WTR) meraih kredit sindikasi senilai Rp3,4 triliun dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI.

PT SMI juga resmi mengakuisisi 25 persen saham PT Waskita Toll Road di PT Trans Jabar Tol (TJT) yang saat ini tengah menggarap Jalan Tol Bocimi.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengaku, optimistis Tol Bocimi Seksi 3 Cibadak-Sukabumi bakal segera dikerjakan usai adanya suntikan dana.

"Waduh, saya enggak hafal itu (nilai investasi) pastinya. Intinya, kan, sudah ada kepastian untuk keberlanjutan programnya ke seksi 3. Itu saja yang penting," ujar Hedy saat ditemui di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat, 2 Februari 2024.

Di sisi lain, PT SMI berencana untuk menambah kepemilikan saham di ruas Tol Bocimi hingga 55 persen.

Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad mengatakan, secara keseluruhan pihaknya tengah mempersiapkan penambahan dana sekitar Rp1,5 triliun untuk pemenuhan rencana perluasan kepemilikan Tol Bocimi tersebut.

"Rencananya kami ada masuk lagi majority sampai 54 persen (di Tol Bocimi). Iya, akan dilakukan pada tahun ini," ujar Edwin dalam media briefing di kantornya, Rabu, 27 Maret 2024.

Edwin menyebut, rencana penambahan kepemilikan aset di Tol Bocimi hingga 55 persen tersebut bakal dilakukan secara bertahap hingga 2026 mendatang.

Adapun rencana tambah kepemilikan di Tol Bocimi itu bakal dilakukan melalui penerbitan saham baru oleh PT TJT. Dengan demikian, proyek Tol Bocimi secara keseluruhan ditargetkan bakal rampung pada 2026 mendatang.